PART 12

1K 117 112
                                    

Chika menghela nafas ketika ia sudah mengganti baju untuk ketiga kalinya. Entah kenapa sedari tadi baju yang ia pilih selalu salah di mata Ara, ada saja sesuatu yang menurut Ara tidak pas. Mulai dari baju Chika yang menurutnya tidak cocok, sepatu Chika, hingga urusan model rambut Chika diikat atau diurai. Hal-hal sepele seperti itu seolah menjadi hal yang sangat penting bagi Ara dan ia akan terus komentar jika sekiranya tidak pas baginya. Chika menghela nafas dan akhirnya keluar dengan celana jeans dan kaos biasa, memakai sneaker serta membiarkan rambutnya terurai begitu saja. Ia masuk ke dalam mobil Ara tanpa berbicara apapun.

"Loh ko pake baju gini sih Sayang?"

"Kita cuma mau nonton dan makan kan? Udah lah"

"Aku ga suka ya liat kamu kaya gini"

"Yaudah ga udah diliat kalo gitu"

"Ngomong apa kamu?" Ara langsung mencengkram lengan Chika dengan sangat erat.

"Ya ga usah diliat kalo kamu memang ga suka liatnya"

"Chika! Mulai berani ya kamu sekarang" Cengkraman tangan Ara semakin kuat dan membuat Chika meringis.

"Sakit Ra"

"Manggil apa kamu?"

"Please ini sakit" Chika berusaha menyingkirkan tangan Ara yang semakin kuat mencengkramnya.

"Kita ga usah jalan aja deh, ga akan bener" Suara Chika mulai meninggi dan ternyata itu membuat emosi Ara semakin memuncak.

"Kamu mau batalin janji?"

"Yaudah kalo mau jalan lepasin ini tangannya, udah tolong jangan masalahin lagi hal-hal sepele gini"

"Brengsek!" Ara melepaskan cengkraman tangannya, tapi ia juga mendorong lengan Chika hingga kepala Chika terbentur ke jendela mobil Ara.

"Kenapa sih kamu selalu kasarin aku gini? Kenapa? Bahkan ini masih di depan rumah aku tapi kamu udah berani kaya gini. Kita ga jadi jalan Ra, aku ga mau"

"Gak! Kita tetep jalan"

Chirsty yang memang saat itu diam-diam mengikuti Chika sampai ke gerbang rumahnya, akhirnya ia melihat pertengkaran yang terjadi di dalam mobil. Ia berjalan cepat menuju mobil Ara dan mengetuk kaca mobil itu, meminta Ara untuk membukanya.

"Kak Ara buka ga?!" Tak ada tanggapan dari dalam mobil, Ara terdiam dan mengabaikan Christy yang kini masih mengetuk kaca.

"Kak Ara buka pintunya atau aku teriak manggil Papa?"

Mendengar ancaman itu Ara langsung menoleh ke arah Christy, ia terlihat menggertakan giginya tapi pada akhirnya Ara pasrah membuka kunci pintu mobilnya dan membiarkan Christy membuka pintu mobil itu.

"Kak Chika ayo turun cepetan, emang ga tau diri ya Kak Ara! Awas ya Kak sampe aku liat Kak Ara kasar lagi sama Kak Chika, aku laporin Papa! Kak Chika ayo" Christy langsung menarik Chika keluar dan membanting pintu mobil Ara dengan sangat keras.

Christy langsung memeluk Chika dengan erat, menyeka air mata Chika yang kini basah. Sebagai seorang Adik, Christy memang benar-benar menyayangi Chika. Bahkan terkadang Christy lebih banyak melindungi Kakak perempuannya itu. Seperti hari ini, Christy berhasil menyelamatkan Chika dari sikap kasar Ara. Christy juga berhasil mengalihkan perhatian orang tuanya sehingga Chika bisa masuk ke kamarnya tanpa dicurigai.

"Minum dulu Kak" Christy memberikan segelas air pada Chika yang kini menyandarkan tubuhnya di sofa kamarnya.

"Makasih Adek"

"Aku udah bilang kan Kak, hubungan kalian itu toxic banget. Mau sampe kapan Kak? Mau sampe kapan Kak Chika diem aja saat dikasarin? Masih pacaran loh"

Adu RayuWhere stories live. Discover now