PART 4

1.2K 135 118
                                    

Setelah mengurus semua berkas-berkas yang dibutuhkan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Shani akhirnya ditempatkan di salah satu Puskesmas yang letaknya di daerah Dintor. Salah satu puskesmas yang berada di pelosok, namun kini Kecamatan Dintor cukup ramai didatangi wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Waerebo. Perjalanan menuju Kecamatan Dintor dari Ruteng yang merupakan ibu kota kabupaten Manggarai, membutuhkan waktu 3 jam.

Shani membuka jendela mobilnya dan memitna driver mematikan AC mobil, Ruteng memang memiliki udara yang dingin dan bahkan Ruteng menjadi salah satu wilayah terdingin di Indonesia. Jalan aspal yang mereka susuri benar-benar berkelok-kelok di punggung-punggung bukit yang dipagari semak belukar dan hutan di kiri dan kanannya. Setelah menyusuri jalan tersebut sepanjang beberapa kilometer, mobil mulai memasuki jalan yang membelah hamparan luas sawah ratusan hektar di kiri dan kanannya. Puluhan hektar di antaranya terlihat selesai panen meninggalkan hamparan berwarna khaki bersisian dengan hamparan hijau berisi padi yang sedang tumbuh.

Driver bahkan menghentikan mobil beberapa kali sepanjang jalan ini untuk menunjukan panorama yang indah kepada Shani, jelas ini sangat membuat Shani bahagia. Ia mengeluarkan kameranya dan membidik pemandangann indah itu. Penat dan stress yang ia timbun selama ini di kepalanya seolah luruh perlahan dengan keindahan alam Flores, ditambah sapaan hangat dan ramah dari masyarakat sekitar yang tidak pernah lelah tersenyum.

Mobil kembali melaju melewati jalanan aspal yang berkelok, jika ingin melewati jalanan Ruteng menuju Dintor maka tolong dipastikan kalian tidak mabuk perjalanan darat atau jika ragu lebih baik kalian menenggak antimo lalu tertidur sepanjang jalan. Perjalanannya benar-benar berkelok, belum lagi udara dingin disana juga mengharuskan kita mengenakan jaket. Lepas dari hamparan sawah yang sangat luas, jalan kembali memasuki hutan belukar di sebelah kanan diapit garis pantai Pulau Flores dan laut Flores di sebelah kiri. Setelah 3 jam berlalu di perjalanan, mobil yang ditumpangi Shani akhirnya tiba di Puskesmas Dintor. Bangunannya benar-benar sederhana, meskipun terlihat baru namun fasilitas yang ada disana jauh dari fasilitas yang bisa ditemui di perkotaan.

"Ini dia Kakak Shani tempatnya, sederhana sekali disini punya Puskesmas tidak seperti di kota toh"

"Oh ini ya Pak Puskesmasnya, iya gapapa ko"

"Lagi pula Kakak Shani ini sudah diminta Pak Kadis untuk penempatan di Puskesmas Kota saja Kakak Shani memilih di pelosok seperti ini"

"Kalo di kota Dokternya udah banyak Pak, mendingan disini lebih butuh kayanya"

"Iya memang betul kalo itu, tapi jauh sekali ini Kakak ke kota"

"Udah santai aja gapapa ko" Shani menepuk bahu Bang Yosef dan ia langsung menghampiri para petugas Puskesmas yang memang sudah siap menyambutnya. Dengan ramah Shani menjabat satu persatu orang-orang disana yanng terlihat takjub dengan kecantikan Shani.

"Selamat datang Ibu Dokter di Puskesmas Dintor"

"Terima kasih banyak Pak Fallo sambutannya, mohon bimbingannya ya Pak" Shani menjabat kepala Puskesmas itu dengan sangat ramah.

"Ah kita justru yang harus dibimbing Ibu Shani, ilmu dari kota bisa dibagikan disini. Mau istirahat dulu atau sekalian jalan-jalan lihat kita punya bangunan?"

"Kita jalan-jalan aja Pak, saya pengen kenalann"

"Boleh saja, ayo masuk. Ini tempat pendaftaran pasien disini, ya tempatnya sederhana ya" Pak Fallo menjelaskan dengan sangat detail spot-spot di Puskesmas itu, ia menunjukan banyak hal pada Shani sekaligus mengenalkan Shani pada petugas disana. Shani benar-benar memperhatikannya dengan sangat baik.

"Nah Ibu Shani punya ruangan ada disana ya"

"Oh iya Pak, makasih banyak ya Pak"

"Mohon maaf jika berantakan, tapi kemarin sudah dibersihkan dan dirapikan"

Adu RayuWhere stories live. Discover now