PART 10

1.2K 129 218
                                    

Sudah tiga bulan Vino kembali ke Jakarta sudah tiga bulan juga Shani menjalani kegiatannya sebagai Dokter di Puskesmas Labuan Bajo. Setelah jam tugas di Puskesmas habis, Shani biasanya mendatangi perkampungan disana untuk memeriksa kesehatan masyarakat sekitar. Seperti hari ini misalnya, dengan ditemani petugas puskesmas Shani mendatangi Kampung Komodo. Ia memeriksa masyarakat yang ada disana, terutama anak-anak dan ibu hamil. Karena Shani kini memang tengah berkonsentrasi untuk bisa melanjutkan pendidikan sebagai spesialis obgyn. Ia suka memang ingin sekali membantu menurunkan angka kematian bayi dan Ibu hamil. Shani juga senang ketika melihat orang-orang yang bahagia menyambut kehadiran keluarga baru mereka.

"Kakak Dokter kenapa korang sering sakit gigi?" Tanya seorang anak yang menghampiri Shani.

"Coba lihat giginya" Shani meminta anak itu membuka mulutnya dan memeriksanya "ah bolong ini giginya, jarang sikat gigi ya?"  Shani berpura-pura memasang tampang galak namun justru malah terlihat menggemaskan dan membuat anak itu cengengesan.

"Iya Kakak Dokter dorang pamalas sekali sikat gigi"

"Yeeee ga boleh gitu sayang, harus rajin sikat gigi nanti biar ga ada kuman di giginya. Kalo masih sakit nanti kita ke puskesmas ya buat ke dokter gigi"

"Ah takut kita ke dokter gigi"

"Loh jangan takut lah kan cuma diperiksa, Dokter itu ga jahat jadi jangan takut ya"

"Dokternya baik seperti kakak tidak?"

"Iya lah baik semua Dokternya, nanti kita kesana ya"

Shani benar-benar terlihat asik mengobrol sambil memeriksa anak-anak itu, Shani kini merasa sudah benar-benar menemukan dunianya. Ia akan sangat bahagia melihat wajah-wajah bahagi anak-anak seperti sekarang. Senyuman selalu terukir di wajah cantiknya ketika mengobrol bersama anak-anak. Tapi suarauseseorang yang terdengar tiba-tiba langsung membuat Shani menoleh.

"Ibu Dokter bagus ya gelangnya" Shani langsung menoleh ketika mendengar suara itu begitu dekat dengannya.

"Hah? Astaga Chiko" Shani langsung bangkit dan tangannya refleks memeluk tubuh Chiko dengan sangat erat.

"Akhirnya ya ketemu lagi kita" Chiko tak kalah erat memeluk Shani, bahkan ia membuat tubuh Shani sedikit terangkat dan membuatnya berputar sebentar.

"Kok kamu bisa tau aku disini?"

"Aku tadi ke Puskesmas terus katanya kamu lagi ke kampung Komodo yaudah aku kesini"

"Kamu sengaja kesini samperin aku?"

"Iya, kangen hehe" Chiko tersenyum manis dan membuat Shani gemas sendiri melihatnya.

"Idih dasar hahaha"

"Hahaha seriusan loh"

"Hemmm"

"Hahaha seriusan Shan, aneh aja rasanya ga ada kamu disana"

"Gombal haha"

"Idih ngapain aku gombal, eh aku punya sesuatu buat kamu"

"Apa tuh?"

"Nih" Chiko tiba-tiba menunjukan selembar kertas pada Shani dengan sumringah dan ketika Shani membacanya ia benar-benar terkejut dicampur haru yang benar-bener luar biasa.

"Eh kok kamu nangis? Kenapa? Ga suka ya?"

"Suka Ko, suka banget" tangis Shani akhirnya benar-benar pecah. Ini bukan sekedar tiket konser bagi Shani, tapi rasa dihargai benar-benar Shani rasakan sekarang. Ia merasa benar-bener dihargai oleh sikap Chiko.

Saat di Wae Rebo kemarin Shani bercerita pada Chiko ingin menonton konser Shawn Mendes di Singapore. Ia benar-benar menginginkan hal itu sejak lama, tapi Shani sadar ia tidak mungkin bisa mengajak Vino. Shani sudah mencobanya dan Vino mengatakan jika ia tidak menyukai Shawn Mendes. Vino lebih senang mengajak Shani menonton band favoritnya sekalipun Shani tidak paham. Tapi Shani memang tetap menemani Vino tanpa banyak berkomentar.

Adu RayuWhere stories live. Discover now