PART 44

1.2K 111 72
                                    

Chiko menghela nafasnya ketika mendapat pesan dari Vino, pesan yang mengatakan bahwa hari ini Vino akan tiba di Swiss. Memang Chiko yang menyarankan pada Vino untuk berbulan madu bersama Shani di Swiss. Suasana Swiss yang tenang dan damai mungkin sangat pas bagi Vino dan juga Shani yang sama-sama menyukai ketenangan. Untik menyarankan hal itu, Chiko perlu keberanian yang sangat besar. Menyarankan artinya Chiko mengundang mereka datang ke tempat dimana ia berada, maka artinya ia akan melihat kebersamaan mereka untuk beberapa saat. Tapi tak apa, mungkin itu cara Chiko untuk bisa membiasakan dirinya sendiri menerima kenyataan.

"Jadi lo ke Zurich buat jemput Kakak lu?"

"Iya, dia mau kesini sama istrinya"

"Oh bulan madu ya ceritanya?"

"Iya" Chiko mengangguk, ia kembali menyeruput kopi panasnya.

"Asik banget emang nikmatin Swiss bareng orang yang kita sayang tuh"

"Kalo orang yang disayangnya itu diri sendiri, berarti paling bener nikmatin Swissnya sendirian ya?"

"Hah? Self love ya hahaha bisa juga sih, tapi biasanya yang gini-gini karena patah hati nih" Mira tertawa seraya mengeluarkan sesuatu di tasnya, ia mengambil satu batang rokok dan menyalakannya.

"Keganggu sama asap rokok ga?" Tanya Mira.

"Engga" Chiko menggeleng, meskipun sesungguhnya ia agak terkejut melihatnya.

"Kalo mau ambil aja, agak susah nyari rokok disini soalnya"

"Gue ga ngerokok, makasih ya" Chiko tersenyum samar.

"Tapi dirokok ya? Hahaha" suasana tiba-tiba hening, Chiko tak tertawa sama sekali. Ia justru terlihat shock dengan jokes yang Mira keluarkan.

"Eh sorry sorry, bercanda tadi. Ini beneran gapapa gue ngerokok?"

"Gapapa, silakan aja" Chiko mengangguk dan kembali tersenyum, ia kini berusaha membuat Mira tak merasa bersalah atas jokes yang membuat Chiko shock tadi.

"Lo ini emang gini ya orangnya?"

"Gini gimana?"

"Kaku"

"Kaya atlit kurang pemanasan?"

"Hahaha garing sih jujur, tapi boleh lah nanti coba lagi ya. Jadi lo kerja apa disini?"

"Antropolog"

"Waw, peneliti juga ya pasti?"

"Ya gitu lah, peneliti amatir haha"

"Hahaha no wonder anaknya serius banget ya"

"Salah?"

"Gue ga bilang salah loh padahal, cuma bilang no wonder"

"Lo anaknya udah western banget ya?" Kini Chiko balik menyerang.

"Bebas banget maksudnya pergaulan gue?"

"Maybe" Chiko mengangkat bahunya.

"Lo belum kenal gue aja itu" Mira kembali menghisap rokoknya lalu mengupulkan asap itu ke atas kepalanya.

"Kalo udah kenal gimana?"

"Ya makin gila hahaha"

"Hahaha sumpah pantes lu bisa temenan sama Badrun ya, sama-sama gila"

"Temenan? Hahaha"

"Iya kalian temenan kan?"

"Hahahah iya" Mira tertawa seraya mengangguk, ia sadar jika Chiko ternyata belum tahu bahwa dirinya pernah menjalin hubungan bersama Badrun.

Adu RayuWhere stories live. Discover now