15. Benang Takdir

8K 1.4K 266
                                    

Kalo video di media ga bisa di putar, kalian bisa ke spotify "Tido Kang - Miss Each Other"

Vibe lagunya cocok banget buat chapter ini^^

ENJOY!


((___MOONLIGHT___))
-CheonsAegi-


Kini pagi pun datang, setelah membersihkan diri Jaemin kembali ke kamar Minhyung untuk mengecek keadaannya. Pria itu sedang di obati tabib lalu mengganti perbannya. Tubuhnya bersandar dan wajahnya terlihat pucat.

"Jika sudah, tinggalkan kami berdua." perintah Jaemin. Satu persatu orang di dalam kamar itu keluar sesuai dengan keinginan sang Putra Mahkota.

"Jeoha, apa ada yang terluka?" Minhyung bahkan lebih mengkhawatirkan Jaemin dari pada dirinya yang benar-benar terluka parah.

"Ya."

"Sungguh? Di mana? Apakah tabib sudah mengobatimu?" ucapnya khawatir. Jaemin menggelengkan kepala sambil menahan air matanya untuk keluar.

"Jeoha.." melihat air mata mulai menggenangi mata Jaemin, Minhyung menatapnya kebingungan.

"Hatiku hyung, satu-satunya yang terluka hanya hatiku. Kau selalu melindungiku tapi ketika kau dalam kesulitan bahkan aku tidak bisa melindungimu."

Minhyung langsung menggelengkan kepala tanda tak setuju dengan ucapa Tuan-nya.

"Hentikan tangismu, Jeoha. Saya tidak pantas di tangisi oleh Yang Mulia Putra Mahkota seperti dirimu. Saya hanyalah pengawal, hidup dan mati saya ada di atas perintahmu. Sudah menjadi kewajiban saya selalu menjaga dan melindungimu. Semua ini bukan hal yang harus kau balas. Ini kewajiban."

"Sudah berapa kali aku bilang? Kau bukan hanya pengawalku, kau juga bukan babuku, tapi kau lebih dari semua itu, hyung."

"Tidak, tolong jangan seperti ini, Jeoha. Ada batas pemisah yang sangat besar di antara kita berdua. Kau tidak bisa menganggap saya lebih dari sekedar pengawal pribadimu."

"Tapi aku sudah mencintaimu, hyung. Tidak peduli dengan semua jabatan ini, aku benar-benar mencintaimu."

"Jeoha, ribuan kali pun kau mengatakannya tetap tidak ada yang bisa di ubah. Pada akhirnya kau akan menikahi permaisuri dan menjadi raja di negeri ini. Lalu saya? Saya akan tetap menjadi Lee Minhyung pengawalmu yang setia, Jeoha." balas Minhyung dengan tegas. Mungkin jika suaranya di dengar pelayan lain, dia bisa dihukum berat karena bersikap kurang ajar pada Putra Mahkota.

"Benang takdir ini tidak akan pernah bisa di ubah. Perasaan cinta yang kau tanam dalam hatimu itu justru akan membunuh saya. Jadi, saya mohon Jeoha, tetaplah berjalan pada garis takdir maka semua akan baik-baik saja."

----------

Di Seoul, masih di hari yang sama Jeno memakan Pizzanya sendirian. Wajahnya lurus menatap TV namun pikirannya melayang ke mana-mana.

'Jaemin bilang jika 3 jam di Seoul maka sudah 3 hari di Joseon.' pikir Jeno mengira-ngira.

"Jika di sana sudah 3 hari, apa saja yang dia lakukan? Kenapa masih belum kembali?"

----------

Seperti yang Jeno katakan, tiga hari pun berlalu dari kejadian na'as malam itu. Jaemin sudah mengetahui pemberontakan malam itu terjadi disebabkan karena kebencian sekelompok orang pada dirinya. Mendengar jika Jaemin kembali sadar setelah beberapa hari tak sadarkan diri membuat mereka marah. Mereka sangat menginginkan Putra Mahkota Na mati jadi malam itu mereka berusaha menculik Jaemin dan membunuhnya.

MOONLIGHT √Nomin ft MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang