Kalo video di media ga bisa di putar, kalian bisa ke spotify "Sunhae Im - Will Be Back"
Sebelumnya mohon maaf karena aku sangat-sangat lama update. Aku masih skripsian jadi ga bisa seaktif dulu. Tapi ff ini udah aku siapin beberapa chapter ke depan jadi tinggal update aja.
Ini chapter terakhir buat adegan sedih-sedihan, jadi next chap udah mulai kembali pada mood yang lebih santai. Jangan lupa vote dan komen yaa~
ENJOY~!
((___MOONLIGHT___))
-CheonsAegi-
Beberapa hari sebelum hari pernikahan, Park Jisung atau yang sering dipanggil Penjaga Park menemui Jaemin secara pribadi di dalam ruangannya.
"Apa yang membuatmu datang menghadapku?" tanya Jaemin dengan suara tegas dan wajah yang datar.
"Maafkan hamba yang sudah menyita waktu luang Anda, Seja Jeoha. Hamba hanya ingin menyampaikan pesan dari seseorang untuk memberikan ini pada Anda secara langsung."
Jaemin terlihat bergetar melihat apa yang pria Park itu bawa. Sebuah kertas kusam dengan tinta merah yang sudah agak menghitam.
"S-Siapa..?" tanya Jaemin dengan suara lirih. Satu nama yang tidak ingin ia dengar untuk saat ini pun tersebut.
"Pengawal Lee Minhyung yang memberikan ini untuk Anda, Jeoha."
Runtuh pula pertahanan Jaemin untuk tetap terlihat kuat dan tegar. Dengan tangan gemetaran Jaemin membuka kertas yang terlipat itu hingga ia sadar itu bukanlah tinta, melainkan darah segar yang kini sudah mengering hingga warnanya menghitam.
"Pengawal Lee menulisnya langsung di malam sebelum hari eksekusinya. Saya tidak tahu apa yang ia tulis, namun ia menulisnya dengan senyuman dan juga air mata."
Setelah itu, Jaemin tidak mengucapkan sepatah kata pun karena kesedihan luar biasa saat melihat tulisan terakhir yang Minhyung buat untuknya. Melihat Putra Mahkota bergeming, Kasim Hong yang sejak tadi menemani diruangan segera berterima kasih pada Penjaga Park dan memintanya keluar agar memberikan Putra Mahkota waktu sendiri.
Pintu kamar pun tertutup hingga keheningan kembali menelan seluruh kewarasannya.
Dengan sisa kekuatan hati yang ia punya, Jaemin tetap membaca kata demi kata yang Minhyung rangkai hingga menjadi sepucuk surat terakhir.
-----
Untuk Tuanku,
Putra Mahkota Na.Sebelumnya, saya ingin meminta maaf karena menggunakan cairan merah yang kotor ini untuk menulis surat kepada seorang Putra Raja Yang Agung. Tapi kondisi saya yang tidak memungkinkan, membuat saya terpaksa melakukannya.
Saya tahu, sejak dulu kau selalu bertanya-tanya tentang perasaan yang saya miliki. Apakah saya mencintaimu? Atau hanya perasaan sayang seperti kakak kepada adiknya? Atau hanya sekadar menjalankan tanggung jawab? Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk saya mengakui semuanya secara jujur tanpa rasa takut sedikitpun.
Apakah saya mencintamu? Tidak ada jawaban lain selain 'Ya! Saya sangat mencintaimu Seja Jeoha.'
Rasa ketertarikan ini muncul ketika saya pertama kali diperkenalkan pada seorang Putra Mahkota sebagai pengawal pribadinya. Saat itu, rasanya seperti waktu berhenti sesaat ketika melihat wajah anak laki-laki yang indahnya melebih bunga saat mekar dan memiliki senyuman semanis madu. Mungkin saya masih terlalu kecil untuk mengerti perasaan 'cinta', yang pasti mulai detik itu saya memiliki tekad akan selalu menjaga dan melindungimu hingga nafas terakhir yang saya miliki.
![](https://img.wattpad.com/cover/219390433-288-k13966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT √Nomin ft Markmin
FantasyJeno si pengangguran tampan tiba-tiba kedatangan tokoh favoritnya dari drama kolosal yang dia tonton semalam. Tokoh itu adalah Na Jaemin, seorang Putra Mahkota yang memiliki paras seindah sinar rembulan. - Nomin - Markmin - Markhyuck ...