Jeno si pengangguran tampan tiba-tiba kedatangan tokoh favoritnya dari drama kolosal yang dia tonton semalam. Tokoh itu adalah Na Jaemin, seorang Putra Mahkota yang memiliki paras seindah sinar rembulan.
- Nomin
- Markmin
- Markhyuck
...
Maaf ya agak malam, aku abis selesai bimbingan skripsi. Enjoy guys~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
((___MOONLIGHT___)) -CheonsAegi-
Setelah makan malam, Jeno dan Jaemin pulang ke apartemen baru. Sejak kembali dari toilet, Jaemin jadi sedikit diam, begitu pula Jeno. Tidak terlalu banyak hal yang mereka bicarakan bahkan saat di mobil. Jaemin hanya menatap jendela dalam diam, Jeno pun hanya fokus mengemudi.
Mobil mereka sampai di parkiran apartemen. Jaemin melepas seatbelt berniat untuk turun, namun Jeno sama sekali tidak bergeming. Mesin mobil pun masih belum dimatikan. Jaemin diam menatap Jeno yang ada di sampingnya.
"Ada apa?" Karena Jeno hanya diam dan menatap stir mobil dengan tatapan kosong, Jaemin pun bertanya walau dia tahu apa yang sedang dipikirkan pria itu.
"Jen.." panggil Jaemin dengan lembut. Barulah pria Lee tersebut menolehkan kepala untuk menatap Jaemin. Matanya penuh kesedihan walau ia tidak menangis.
"Na." panggil Jeno pelan. "Bisakah katakan padaku jika semua akan baik-baik saja?"
Jaemin diam sesaat. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu di saat hatinya pun sedang tidak merasa baik-baik saja. Namun demi kebahagiaan Jeno, Jaemin pun melawan semua rasa tidak nyaman di hatinya. Ia tersenyum, menunjukkan senyuman terbaik seakan tidak ada yang bisa memisahkan mereka.
"Semua akan baik-baik saja, Jeno. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."
Entah apakah kalimat itu sudah bisa mengobati kegundahan hati Jeno atau tidak, tapi Jaemin bisa melihat senyuman tipis di bibir pria itu sekarang. Perlahan Jeno mulai memajukan wajahnya pada wajah Jaemin. Pria cantik itu tidak menolak sama sekali hingga akhirnya kedua belah bibir mereka kini bertautan. Jeno memegang pipi kanan Jaemin dan sesekali mengusapnya dengan ibu jari.
Ciuman mereka sangatlah lembut dan perlahan. Tidak ada hasrat, hanya ada perasaan cinta dan kasih sayang yang sedang menyelimuti keduanya. Ciuman manis itu pun berakhir dengan Jeno yang melepasnya lebih dulu untuk menatap wajah indah milik Jaemin dari dekat.
"Satu hal yang harus selalu kau ingat, Na." ucap Jeno setengah berbisik. "Sejahat apapun langit memisahkan kita, aku akan tetap dan selalu mencintaimu."
Jaemin mulai berkaca-kaca, ia pun memeluk Jeno dengan erat.
"Akan selalu kuingat. Selalu."
----------
Mereka sampai di dalam unit apartemen, lalu Jaemin memutuskan untuk mandi lebih dulu. Di bawah guyuran shower ia melepas semua beban yang menumpuk di dalam pikiran serta hatinya. Hampir 10 menit Jaemin membiarkan air itu mengalir dari kepala sampai kaki tanpa melakukan apapun. Matanya terpejam dengan hanya memikirkan satu nama, Lee Jeno.