25. Penawar Rasa Sakit

4.9K 849 55
                                    

Hai~! Aku terharu ternyata masih banyak yang nunggu ff ini buat lanjut. Makasih banyak atas supportnya! 

Semoga kegiatan kalian entah sekolah, kuliah atau kerja di lancarkan semua. Sehat selalu♥♥


HAPPY READING~!

HAPPY READING~!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


((___MOONLIGHT___))
-CheonsAegi-


♫ Play: Inevitability - Tido Kang ♫

Dua hari kemudian...

Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, mereka mulai berpura-pura jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua akan baik-baik saja dan semua tidak akan berubah. Apa yang mereka lakukan ini hanyalah penawar sesaat sebelum rasa sakit yang sesungguhnya akan datang. Lebih tepatnya, rasa sakit untuk Jaemin karena dialah satu-satunya orang yang tidak akan lupa mengenai kejadian ini.

Kini keduanya sibuk mengemas baju-baju serta barang penting yang akan di bawa ke apartemen baru Jeno. Renjun, Mark dan Haechan pun ikut membantu. Jeno memperkenalkan kawan baiknya itu pada Mark dan Haechan, ternyata mereka cocok hingga nyaman untuk berinteraksi satu sama lain.

Jaemin dan Haechan kebagian untuk melipat baju-baju ke dalam koper, sedangkan Jeno memindahkan barang-barang yang masih bagus bersama Mark dan Renjun.

Semua tampak baik-baik saja sampai ketika Jaemin menemukan hanbok merah marun yang akhir-akhir ini jarang ia gunakan. Hanbok itu adalah pakaian pertama yang Jaemin gunakan saat ia datang ke tempat ini. Hanbok itu pula yang menjadi saksi bisu pertemuannya dengan pria bernama Lee Jeno yang kini masih menjadi kekasihnya.

'Tidak kusangka, aku akan menggunakanmu kembali untuk pulang.' pikir Jaemin sendu.

Haechan yang melihat Jaemin melamun sambil menatap hanbok indah itu mulai menegurnya perlahan.

"Jaemin, kau baik-baik saja?"

"O-Oh.. tentu. Aku hanya terpukau dengan hanbok ini. Ternyata indah sekali."

"Coba kulihat. Ah, hanbok ini! Kalau tidak salah, aku pernah lihat kau memakainya dulu. Benar-benar cocok untukmu."

"Iya, kau benar. Aku memang cocok menggunakan ini, karena memang inilah pakaian yang harusnya kugunakan setiap hari." mendengar hal itu, Haechan mengerutkan kening kebingungan. Terlebih ia sama sekali tidak menemukan ekspresi bercanda di wajah Jaemin. Dia bicara dengan serius namun terbesit kesedihan. Saat ingin bertanya 'kenapa?', datanglah Jeno untuk meminta mereka mempercepat pengemasan baju. Keduanya pun kembali fokus tanpa membuka percakapan apapun.

MOONLIGHT √Nomin ft MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang