MOONLIGHT √Nomin ft Markmin

5. Aku Mencintainya

Ewh~ judulnya cheesy binggoww

Lupa banget kalo ff ini belum di update, pas cek tanggalnya ternyata udah 1 bulan x'D

((___MOONLIGHT___))
-CheonsAegi-

Dengan sebelah tangan menenteng plastik berisi bahan makanan, pria berjas kantoran berjalan menuju pintu apartemen Jeno lalu masuk begitu saja karena mereka berdua memang sudah bersahabat sejak kecil. Pria itu adalah Huang Renjun.

"Jeno?" panggilnya namun tak di jawab. Renjun pun langsung menuju kamar karena ia yakin temannya ini masih tidur karena jam masih menunjukkan pukul 8 pagi.

"Jen-- OMAYGOT JENO!!" pekik Renjun keras sambil melebarkan mata. Karena mendengar kebisingan empunya nama pun ikut terbangun, begitu pula dengan Jaemin.

"Ronjooooonnn!! Apa sih? Berisik!" kesal Jeno masih setengah sadar.

"Jeno! Sadar Jeno!! Kau itu pengangguran! Berani-beraninya kau meniduri anak orang seperti ini! Nanti kalau hamil gimana? Mau dikasih makan apa anak orang?"

"Hamil? HAH!!? HAMIL?! SIAPA HAMIL? KAU HAMIL, NJUN?!!" mata sipit pria Lee langsung terbelalak.

/Ctakh!/

"Bodoh! Aku bicara tentangmu!" sambil memukul kepala Jeno. "Apa yang kau lakukan semalam, hah? Tidur tidak pakai baju lalu di samping ada laki-laki cantik seperti ini. Apa kau habis--"

"Oy oy! Sembarangan!"

"Ungg~~ Kenapa kalian berisik sekaliii~?? Aku masih ngantuk tauuu~~" keluh Jaemin sambil kembali mengeratkan selimutnya.

"Maaf ya, kau tidur lagi saja." balas Jeno lalu buru-buru menyeret Renjun keluar kamar.

"Sekarang jelaskan!" pinta pria keturunan Tiongkok itu.

"Sikiring jiliskin." ledek Jeno sambil berjalan menuju dapur untuk membuat kopi sambil sesekali menggaruk ketiaknya. Ewhh~

"Lee Jeno jangan sampai aku lempar kaleng susu ya!" kesal Renjun yang sudah tak terbendung untuk menghadapi teman malasnya ini.

"Kau masih ingat ceritaku soal orang yang datang dari film kolosal itu, 'kan? Nah, manusia yang di dalam kamarku itulah wujudnya."

"Jadi itu yang kau bilang berasal dari tahun 1500?"

"Ung!" balas Jeno hanya mendengung lalu duduk di sofa ruang TV, meninggalkan Renjun begitu saja di dapur.

"Heol! Kau serius? Jangan-jangan dia hanya menipu. Bisa saja dia hanya gelandangan yang pura-pura dari tahun 1500 supaya bisa hidup gratis denganmu."

"Jika dia datang dari pintu depan dan memakai baju compang-camping mungkin aku percaya ucapanmu, tapi sayangnya dia dengan tiba-tiba tidur di sofaku dan memakai hanbok yang sangat luar biasa indah. Bahkan bahannya dari sutra dengan lapisan emas. Benar-benar sangat mewah." lalu Jeno kembali menyesap kopinya.

"Wahh, gila. Sekarang ke mana baju itu?"

"Sedang aku jemur."

"Kemarin kau bilang kau dapat CD kolosal itu dariku, padahal saat itu aku ada di China. Apa kau tidak merasa aneh dengan orang itu? Mungkin kau melihat ada sesuatu yang janggal?"

"Sama sekali tidak. Orang itu 100% mirip denganmu. Cara jalannya, cara tertawa bahkan cara makannya sama karena saat itu dia bawa makanan untukku."