12. Kecemburuan Lee Jeno

11.3K 1.7K 171
                                    

Terima kasih yang masih setia nunggu ff ini update. Luv Luv~~!


((___MOONLIGHT___))
-CheonsAegi-


~Play Music on Media~

Dokter kini memeriksa perkembangan Jaemin dan ia bilang sudah mulai membaik namun harus tetap hati-hati. Jeno memperhatikan dengan serius setiap ucapan dokter namun Jaemin justru tidak berminat.

"Dok, kapan saya bisa pulang? Bukankah Dokter bilang saya sudah membaik?"

"Nanaa." tegur Jeno.

"Dipersilahkan jika ingin pulang, tapi lebih baik sampai infusannya habis dulu."

"Sungguh? Asiiikk!"

"Kalau begitu saya permisi."

"Terima kasih, Dok."

Setelah dokter pergi, Jaemin tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Jeno besok kita pulang yaahh?"

"Kau benar-benar sudah lebih baik, Na?"

"Sudah Jeno. Aku tidak betah di sini. Aku mau di rumah saja. Aku mau tidur di kasur Jeno, mau nonton TV, mau pakai hanbok pokoknya aku lebih suka di rumah. Nana juga ingin peluk Jeno saat tidur, di sini tidak enak rasanya sangat dingin."

"SETUJU!" pekik Haechan tiba-tiba. "Tidak bisa peluk Mark hyung saat tidur benar-benar menyebalkan. Jadi besok kau akan pulang?"

"Iya, aku pulang." jawab Jaemin setelah mengangguk penuh senyuman.

"Kalau begitu aku juga."

"Haechan, kau masih sakit." tegur Mark.

"Tidak mau. Aku juga tidak betah di sini. Lagi pula kau sudah absen kerja dua hari ini untuk menjagaku."

Sepasang kekasih itu pun berdebat dan Jaemin menatap Mark dengan pandangan yang dalam. Jeno yang sebelumnya tertawa seketika diam setelah menatap Jaemin. Sepertinya Jaemin memang masih menyimpan rasa pada pria bernama Minhyung itu.

"Aku tidak mau tau besok kita pulang. Jaemin ayo kita pulang bersama, aku akan antarkan kau sampai rumah."

"U-Ung ah itu.. tidak perlu. Aku tidak ingin merepotkan."

"Tidak merepotkan sama sekali, iyakan Mark hyung?" sambil melototi kekasihnya itu.

"I-Iya tentu saja. Besok aku bawa mobil."

"Assa! Bagaimana? Jaemin oke? Jeno oke?" yang di panggil pun hanya saling tatap lalu terkekeh canggung.

"Hehee.. o-okee."

Setelah itu mereka kembali pada urusannya masing-masing. Jaemin hanya bisa menggelengkan kepala dengan kelakuan pasien di sampingnya ini.

"Na, aku berangkat ya." pamit Jeno lalu mencium kening Jaemin.

"Iya, hati-hati di jalan. Jangan tinggalkan makan siangmu."

"Ung! Aku tahu." balas Jeno dengan senyum cerah. "Babaii~."

1 jam..

2 jam..

3 jam..

Jaemin kini benar-benar bosan. Ia intip Haechan namun sayang gordennya masih tertutup sehingga Jaemin tidak punya teman mengobrol. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar kamar dengan bantuan kursi roda.

MOONLIGHT √Nomin ft MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang