Serangkaian pilu yang telah aku alami setelah mengenal sosok kamu. Ini bukan amarah, apalagi rasa benci. Ini hanyalah rasa cemburu yang tiada henti, saat melihat kamu bersama sosok yang lain.
***
Pukul sembilan malam, Laily baru saja tiba di depan apartemen. Ia turun dari motor Aldy dan menyerahkan helm tanpa mengucap terima kasih, setelah itu ia kemudian berjalan begitu saja.
"Udah? Gitu aja?" tanya Aldy yang menghentikan langkah Laily.
Laily berbalik, "Apa lagi?"
Aldy malah terkekeh ringan. Laily malah malas melihat wajah lelaki itu, ia masih tak bisa melupakan kejadian di kedai kopi tadi. Di mana Aldy dengan sengaja mengejutkan Laily dan membuat gadis itu seolah-olah sedang memandang wajah Aldy.
"Kayaknya lo udah ngantuk, oke, gue balik." Aldy memakai helm-nya. Sebelum pergi ia sempat mengucap, "Good night, Laily."
Aldy Aldy Aldy. Cowok itu, nama itu, raga itu, perlakuan itu, sifat itu, semua tentang dia. Kenapa rasanya terlalu susah untuk disingkirkan dari memori? Laily tak habis pikir. Bagaimana mungkin sosok tentang Aldy selalu terngiang, pasti ada yang salah dengan otaknya.
Untuk menyegarkan pikirannya Laily memilih untuk mandi. Biar saja dingin merasuk ke dalam kulitnya, saat ini ia hanya ingin menghilangkan sosok Aldy.
Lima belas menit berlalu, suara ketukan pintu lagi-lagi membuatnya terganggu. Sudah larut, siapa yang akan bertamu malam-malam seperti ini? Laily yang masih mengeringkan rambutnya dengan handuk enggan membuka. Ia lebih memilih duduk di kasurnya sembari memainkan ponsel.
Kesabarannya telah habis. Dibiarkan malah semakin menjadi. Ketukan pintu juga tak kunjung berhenti. Akhirnya Laily memberanikan diri membuka pintu. Tak ada siapa pun. Ia mulai merasakan hawa dingin. Saat hendak masuk, Laily melihat sebuah paket tergelak tepat di kakinya. Entah dari siapa, yang pasti ini kerjaan orang yang sama.
Tanpa ragu, Laily mengambil paket itu. Masih sama seperti sebelumnya, tak ada nama pengirim hanya ada namanya saja. Rasa kekepoannya begitu tinggi, ia buka kotak cokelat itu.
"Sweater?" Laily mengangkat sweater itu, dahinya berkerut. Ia tidak sedang berulang tahun sekarang. Sepucuk kertas yang tersisa di dalam kotak menarik perhatiannya.
Jangan lupa dipakai, hawanya dingin. Gue takut lo sakit.
1.26.13.25
Maksudnya? Laily kesal. Sang pengirim paket pasti ingin bermain-main dengannya. Laily membuka kardus di sebelah kolong meja belajarnya. Ia ambil tulisan yang kapan hari. Tulisan ini sangat sama. Dugaan Laily benar, ini pasti dari pengirim yang sama. Tapi ... siapa?
***
Laily sedang menulis setiap bagian-bagian pokok mengenai bab tentang tumbuhan dan klasifikasinya. Materi minggu lalu yang kini membuatnya duduk sendiri di kafe menunggu dua sahabat karibnya, Ellin dan Aish. Selalu saja setiap janjian Laily yang selalu datang terlebih dahulu. Entahlah, sejak kecil ia memang selalu belajar untuk on time.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlLy [COMPLETE]
Teen Fiction-Sequel 18 Words- ° ° ° ° Entah mengapa takdir mempertemukan kita kembali dan sepertinya semesta ingin melanjutkan kisah kita yang sempat terhenti.