'Cartepillar' menjadi awal dari sejarah pertemuan kita. Do you remember?
***
"Gue malu banget, Lai!" ucap Aish sambil menutup sebagian wajahnya. Gara-gara suara Ellin yang beda tipis kayak toak, jadinya mereka jadi pusat perhatian.
"Lo sih alay! Mau ospek aja dandanannya heboh gitu. Kayak mau kondangan aja, hahhaa," Ellin malah memperkeruh suasana dengan ucapan dan gelak tawanya yang cukup nyaring.
Sebenarnya Ellin ini termasuk species jenis apa? Sukanya kok malu-maluin orang?
"Udah Lin, sssst diem," Laily yang sejak tadi diam saja karena sibuk menahan tawa kali ini mulai menegur Ellin. Sangat bisa dipastikan wajah Aish sangat merah, apalagi pipinya yang chubby pasti sudah semerah tomat.
Sebelum Laily benar-benar menyemburkan tawanya karena make-up Aish, lebih baik ia menyuruh Ellin berhenti mengejeknya. Sungguh! Itu membuat Laily ingin tertawa.
"ELLIN!" Peringat Laily dengan nada mengancam.
"Iya iya gue diem nih." Ellin mulai fokus pada ponselnya.
Terdengar pengumuman dari panitia bahwa hari ini para maba akan berkeliling ke fakultas masing-masing tujuannya agar lebih mengenal prodinya juga lingkungan sekitar. Saatnya para maba berpencar ke arah fakultas masing-masing. Agar lebih mengenal prodi sendiri dan juga lingkungan sekitar fakultas. Laily berjalan beriringan dengan dua teman barunya yakni Ellin dan Aish. Sementara Melati berjalan di belakang jauh darinya.
Laily bercanda gurau ria dengan Aish dan Ellin. Sesekali Aish menutup sebagian wajahnya karena masih malu dengan ulah Ellin, yang mengatai nya bahwa make-up nya terlalu tebal seperti emak-emak. Tapi, memang faktanya begitu. Ellin terlalu frontal dalam menyatakan opininya.
"Ini semua gara-gara Ellin!"
"Lah, mulai ngajak ribut. Gue udah diem ya." Ellin mulai terpancing lagi.
"Dasar cewek!"
"Lah? Sadar diri dong lo kan juga cewek. Dasar!"
"Lo tuh ya!"
"LO!"
"Dasar jomlo!"
"Enak aja ngatain gitu, lo juga kali!"
"IHHH."
"AHH IHH AHH IHH, KAYAK DIAPAIN AJA LO!!!" Ellin malah menaikkan oktaf suaranya yang seperti toak berjalan itu.
"IH, KALIAN ITU APA APAAN SIH?! BISA DIEM NGGAK SIH! HERAN GUE! DEBAT MULU DARI TADI!" Kali ini Laily angkat bicara. Sudah panas telinganya mendengar keributan kecil yang menurutnya tidak masuk akal tersebut.
"Lah situ kok yang sewot?!" Balas Ellin tak kalah sewot.
"Tau nih! Lo PMS, Lai?" tanya Aish hati-hati takut Laily bertambah sensitif.
Laily mengabaikannya.
Ellin berjalan selangkah mendahului Laily kemudian menarik tangan Aish untuk jalan bersamanya. Biarkan saja Laily jalan sendiri.
"Lah gue kok ditinggal sih?!"
"Males ah jalan sama orang yang lagi PMS."
"Gue juga setuju sama Ellin. Yuk Lin, dah Ly." Dengan wajah watadosnya mereka melambaikan tangannya meninggalkan Laily berjalan sendirian di belakang mereka. Padahal seingat Laily sedari tadi mereka saling cekcok, eh sekarang udah akur aja. Dasar bocah!
Aish maupun Ellin mengabaikan Laily di belakang mereka tanpa berniat untuk menoleh.
"DASAR KALIAN! TEMEN MACAM APASIHHHH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AlLy [COMPLETE]
Teen Fiction-Sequel 18 Words- ° ° ° ° Entah mengapa takdir mempertemukan kita kembali dan sepertinya semesta ingin melanjutkan kisah kita yang sempat terhenti.