Dia, Penyelamatku.
***
"Aaa." Riky merintih keras sebab ada yang menarik telinga sebelah kirinya, lantas ia menolehkan kepalanya ke belakang mendapati Pak Reno disana. Pak Reno selaku Dosen serta pembimbing UKM Silat Riky itupun berkacak pinggang dan memasang wajah geram.
"Riky, apa yang kamu lakukan disini? Stand UKM itu nggak ada yang jagain! Bandel lagi!" Pak Reno semakin kasar memelintir telinga Riky tanpa ampun, tanpa mempedulikan Riki yang terlihat kesakitan dan telinganya yang nampak merah.
"Iya, Pak. Ini juga mau kesana kok," ucap Riky yang akan berlalu dari hadapan Laily. "tapi ini lepasin dulu," ujarnya sambil menunjuk tangan Pak Reno yang masih menarik telinganya.
Alhasil Pak Reno berhenti menjewer telinga Riky. Pak Reno memperhatikan Riky dan Laily bergantian. Heran. Kenapa mereka ada di gedung ini yang terlihat sepi? Pertanyaan-pertanyaan mulai terlintas pada pikirannya.
"Kalian sedang pacaran?" Tuding Pak Reno menunjuk Riky dan Laily bergantian. Anak muda zaman sekarang kalau pacaran suka mojok, pikirnya.
"Saya? Pacaran sama dia? Gak level," ucap Riki malas disertai senyum smirk andalannya.
"Kamu, beneran bukan pacar dia?" Alih-alih berhenti bertanya, Pak Reno malah menggoda Laily dengan pertanyaan nya.
"I_iya, Pak. Bukan," jawab Laily sambil menunduk.
"Oke, ya sudah. Riky kamu cepat urus stand UKM kamu. Dan kamu Maba kembali ke ruangan ospek."
Setelah mengatakan itu Pak Reno berlalu karena ia akan mengambil berkas yang ada di ruang Dosen dekat lorong.Riky sempat menunjukkan jari tengahnya pada Laily, sebelum pintu lift benar-benar tertutup. Laily yang melihat itu hanya bergidik ngeri. Ia hanya bertanya-tanya dalam hati.
Seberapa banyak tuhan menciptakan karakter di muka bumi ini?
***
Sesuai arahan panitia kemarin, hari ini para Maba membawa kardus berukuran 60x40cm yang sudah dilapisi kertas soko bewarna merah dan putih.
"Semuanya, dengarkan. Ada dua sisi. Kalian bisa menuliskan apapaun disana. Bisa curhatan, quotes, atau apapun terserah kalian. Temanya, teruntuk kamu." Panitia menjeda sejenak, karena panitia yang satunya sedang membisikkan sesuatu. Kemudian ia lanjutkan kembali.
"Untuk sisi yang berwarna merah, kalian bisa tulis uneg-uneg kalian, marah, atau sesuatu yang membuat kalian kesal. Dan untuk sisi yang putih bisa kalian tulis kalimat yang indah, atau kalimat untuk orang yang kalian sayangi. Kalau kalian mau tulis selain itu juga terserah. Sekian."
Setelah menuliskan itu semua, kardus dikumpulkan di depan dan akan dibagikan random. Intinya para Maba saling menukar kardus mereka masing-masing tanpa mengetahui orang yang akan menerimanya.
Teruntuk kamu, terima kasih telah hadir dan membuat hidupku berkesan, meski sesaat.
Teruntuk kamu, rasa kecewa, marah, sedih, mendominasi diriku. Tak ada kata yang harus ku ucap. Tapi sampai kapan?
Aldy meringis membaca kardus yang ia terima. Sepertinya seseorang yang menulis ini sedang patah hati. Tidak terlalu puitis tapi cukup menohok hati Aldy. Ia jadi memikirkan Laily. Apa yang gadis itu tulis?
Semua para Maba terdengar riuh mendapat kardus random. Seperti halnya, Aris ia tengah marah-marah nggak jelas membaca kalimat yang tertulis di kardus yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlLy [COMPLETE]
Genç Kurgu-Sequel 18 Words- ° ° ° ° Entah mengapa takdir mempertemukan kita kembali dan sepertinya semesta ingin melanjutkan kisah kita yang sempat terhenti.