Dalam islam, batas marah gak boleh lebih dari tiga hari.
***
Laily membuang sekantung sampah ke depan apartemen. Namun, tangannya ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang.
"Aldy?!"
"Hai, Lai."
"Ngapain sih gak jelas banget!" Laily melepas genggaman tangan Aldy pada pergelangannya. Ia tak mau berinteraksi dengan Aldy dalam waktu dekat ini.
"Nggak baik loh Lai marah-marah mulu. Cepet tua nanti," ujar Aldy kemudian terkekeh. Suka sekali dia menggoda Laily.
"Biarin."
"Dalam islam, batas marah gak boleh lebih dari tiga kali, Lai." Aldy tampak menghitung dengan jemarinya. "Nah, ini udah hari kelima. Seharusnya lo udah gak marah."
Laily hanya mendengarkan itu tanpa minat. Masa bodoh dengan nasihat Aldy. Laily bukan anak kecil.
"Gue gak peduli ya. Mau marah lebih dari tiga hari kek, lima hari, sebulan, setahun, sewindu. Gue. Gak. Peduli!"
"Emang yakin? Bisa marah sama gue sampek sewindu?" Aldy tersenyum jahil.
"BODO!"
"Jangan ngomong kasar, Lai. Gak baik. Cepet istighfar, gih." Lagi-lagi Aldy terkekeh, membuat Laily semakin jengah.
Aldy itu maunya apasih? Selalu tidak jelas dan menyebalkan. Ah, jangan lupakan hobi Aldy yang suka menggoda Laily. Dia benar-benar kurang kerjaan.
"Astaghfirullahaladzim."
"Nah, gitu dong bagus." Aldy mengacak rambut Laily gemas. Yang semula rapi kini jadi acak-acakan.
"Gak usah modus!"
"Hehe. Lai, udah makan belum?"
"Udah," balas Laily tak acuh.
"Makan yuk, gue traktir deh. Ke mal yuk, sekalian nonton," ajak Aldy membuat Laily terdiam di tempat.
"Gak ah, gue males." Laily hendak pergi, cepat-cepat Aldy mencekal tangannya.
"Anggap aja ini sebagai bentuk minta maaf gue sama lo. Ya ... meskipun gue nggak tau letak kesalahan gue di mana."
"Halah."
"Yuk." Tiba-tiba Aldy mengangkat tubuhnya membuat Laily terkejut serta memukul kencang punggung lelaki itu.
"ALDY! TURUNIN!" Laily tetap berusaha untuk membuat Aldy menuruti perintahnya. Namun, respon lelaki itu malah membuatnya kesal. Aldy malah tertawa renyah melihat Laily memohon untuk diturunkan.
"Gak."
"ALDY!"
"Apa?"
"Turunin gue!"
"Gak mau," tolak Aldy cepat. Ia membawa Laily menuruni tangga menuju lantai dasar tepatnya tempat parkiran motor. Aldy menurunkan Laily saat itu juga.
Wajah Laily terlihat sangat kesal, justru memicu lengkungan tipis di bibir Aldy. Aldy segera memakaikan helm bewarna hijau bergambar keroppi itu pada Laily. Mengaitkan pengait helm dengan benar.
"Gue nggak mau tau. Sekarang kita kencan."
***
Laily berjalan dengan malas. Tangannya bersedekap. Ia di belakang, mengikuti langkah Aldy saja.
Aldy berhenti dan menolehkan kepalanya. "Kok jalan di belakang? Sini sejajar," ujarnya sambil menunjuk sisi kirinya
Laily mendengus sebal, iasangat malas dengan tingkah Aldy. Sok-sokan care. "Ogah!" kata Laily kemudian berjalan mendahului Aldy.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlLy [COMPLETE]
Teen Fiction-Sequel 18 Words- ° ° ° ° Entah mengapa takdir mempertemukan kita kembali dan sepertinya semesta ingin melanjutkan kisah kita yang sempat terhenti.