11. Bertemu Kamu

468 70 369
                                    

Gue harap kita bisa jadi friendship bukan friendshit.

***

"Halo? Siapa?"

"Gue," jawab seorang gadis dari telepon. Laily berpikir sejenak, mengingat suara tersebut.

"Ini gue, Melati."

"Oh, elo Mel," jawab Laily malas. Sudah ia duga. Dan yap, dugaannya benar. Ini benar Melati, temannya.

"Ngapain lo telpon gue malem-malem gini?"

Tut tut tut

Panggilan diputus secara sepihak. Laily heran akan tingkah Melati yang menelponnya secara tiba-tiba. Matanya membelalak lebar ketika sebuah notifikasi pop up muncul di layar ponselnya.

085*********

P
P
Lai
Gue Aldy, save

***

Pagi yang cerah menyambut harinya. Tapi tidak dengan hatinya, resah ntah karena apa. Mungkin chat dari seseorang kemarin malam. Mengembuskan napas beberapa kali guna menghilangkan kegelisahan.

Suara petikan gitar mengalihkan perhatian Laily. Petikan yang begitu lembut, membuat dirinya penasaran. Laily mencari dan mendekat ke arah sumber suara. Terlihat seorang pria yang tengah memetik gitar dengan posisi membelakanginya.

Laily hanya mendengarkan saja alunan itu, tanpa berniat menghampiri. Permainan gitarnya benar-benar indah. Membuat Laily hampir saja lupa pada alam sadarnya.

Senyumnya merekah sempurna, melodi itu benar-benar menyihirnya.

Laily membalikkan badan, dan bersender pada dinding pembatas. Berjaga-jaga, apabila si pemain gitar tiba-tiba menoleh dan melihat dirinya dengan senyuman bodoh. Jadi ia tidak akan terciduk oleh pemuda itu.

Sebuah notifikasi masuk tiba-tiba. Laily mendapati pesan dari Melati yang mengajaknya makan siang di fakultas Mipa. Laily meng-iyakan saja, walau aslinya ia enggan. Nanti ia akan mengajak Ellin dan Aish juga.

Aldy melihat Laily tengah asik berbalas chat. Ia mendekat. "Lo ngapain?" Ucapnya dengan berbisik layaknya suara hantu penunggu pohon.

Laily terlonjak kaget nyaris berteriak, namun Aldy memberi isyarat untuk diam. Ini area kampus yang terbuka. Ia tidak mau dituduh berbuat macam-macam pada seorang gadis.

Laily celingukan mencari pria yang memainkankan gitar tersebut. Nihil. Ia tidak mendapati seorang pun duduk di sana. Laily mendesah pasrah. Ia tidak dapat mengetahui siapa pria itu.

"Lo cari siapa sih, Lai?"

Laily masih saja celingukan mencari sosok pria itu, tanpa mempedulikan pertanyaan Aldy. Laily yakin pria itu baru saja pergi, mungkin masih di sekitar sini.

"Jangan bilang lo cariin cowok yang mainin gitar yang duduk di situ?" Tanya Aldy skeptis.

"Tau juga lo. Lo liat nggak?"

AlLy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang