12. Sisi Lain Dia

461 67 331
                                    

Bukan hanya misteri yang menyimpan teka-teki. Tapi takdir, juga kamu.

***

Minggu pagi. Aldy bersiap-siap menuju suatu tempat karena ia sudah merencanakan janji temu dengan seseorang. Sebelum itu ia ingin merapikan rambutnya terlebih dahulu. Rambutnya kini sudah terlihat agak panjang dan sedikit berantakan.

Aldy memutuskan untuk memotong rambutnya dengan style undercut yang sekarang lagi tren di kalangan remaja pada umumnya. Mungkin kadar ketampanannya semakin bertambah, pikirnya terlampau tinggi.

Tak cukup dengan style undercut saja, Aldy juga ingin mengganti warna rambutnya. Yang semula berwarna hitam pekat kini menjadi warna ginger brown. Perpaduan warna cokelat dengan highlight warna kemerahan mungkin akan cocok dengannya.

Setelah semua selesai Aldy memperhatikan penampilan dirinya di cermin, sesekali menyugar rambut barunya ke belakang. Inilah style nya yang baru. Dirasa cukup, dan oke ia kemudian membayar pada kasir. Hasilnya cukup memuaskan.

"Aldy!" Sapa seseorang dari belakang sungguh mengejutkan dirinya.

"Papa?" Aldy terkejut melihat papanya disini. Yang ia ketahui papanya tengah mengurus bisnis di luar negeri tepatnya di Singapura. "kapan papa balik ke Indo?"

"Apa-apaan dengan gaya rambut kamu itu?!" Kalimat papanya barusan terdengar dingin dan tak bersahabat.

Aldy hanya bungkam. Kemudian ia melihat seorang wanita yang tiba-tiba datang dan tersenyum ramah. Aldy memalingkan muka, tidak sudi melihat wanita itu bahkan untuk yang kesekian kalinya.

"Aldy, mau pergi dulu, Pa. Permisi." Pamit Aldy kemudian ia pergi. Berlama-lama disini mungkin hanya akan memicu emosinya.

***

Aldy mengirim pesan membatalkan janji temunya dengan seseorang. Ia merasa malas membicarakan sesuatu hal dengan orang itu. Ia pulang ke rumahnya. Rumah tanpa ada papanya.

Ia mengambil alat-alat hand lettering, kemudian ia duduk di sofa. Mungkin hanya itu salah satu kegiatan yang mampu menyenangkan hatinya. Karena setengah jam lagi ia harus menuju tempat kerja, menyelesaikan desainnya yang belum tuntas.

Di sela-sela menggambar, tinta dari brush pen yang ia pakai habis. Ia menggaruk kepalanya gusar. "Gak tepat banget habis pas sikonnya kayak gini." Aldy dibuat frustrasi.

Aldy mengambil jaketnya kembali yang sempat ia taruh asal. Ia menuju tempat dimana peralatan tulis dijual. Aldy menuju rak berisikan macam-macam brush pen. Ia mengambil sebanyak-banyaknya untuk stok.

Laily melihat Aldy. Ia memperhatikan penampilannya yang cukup wah. Beda dari biasanya. Laily baru tersadar atas potongan rambut Aldy serta warna rambutnya yang kontras. Tapi dilihat dari raut wajahnya ia sedang badmood dengan seseorang.

Belum selesai akan keterpanaan sosok Aldy, Laily juga terkejut atas sikap Aldy yang baru saja ia lihat.

Wanita paruh baya tak sengaja menabraknya, sehingga barang-barang yang dibawa Aldy jatuh berserakan di lantai. Aldy membentak kasar wanita itu serta menunjuk-nunjuk wajahnya. Tidak sopan dan tanpa rasa bersalah. Kemudian Aldy berlalu begitu saja.

Laily segera menghampiri wanita paruh baya itu. Membantunya berdiri. "Ibu, tidak apa-apa?"

"Terima kasih. Ibu baik-baik saja. Terima kasih, nak."

Aldy benar-benar kelewatan. Sepertinya ia habis kerasukan setan. Sehingga sikapnya bisa seperti tadi. Tak berperasaan.

"Aldy, tunggu!" Laily mengejar Aldy yang lumayan jauh dari tempatnya. Untung saja Aldy berhenti, sehingga jarak mereka tidak terlalu jauh.

AlLy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang