47. Sosok yang Selama Ini

128 17 1
                                    

WARNING!!!
⚠️⚠️⚠️

***

Jika suatu hari kamu kehilangan orang yang kamu cintai, jangan pernah menyesal, itu berarti kamu dan dia bukan takdir. Tapi, jika memang dia tercipta untuk dirimu, sejauh apa pun dia sekarang. Kamu akan dipersatukan dengannya nanti dan itu pasti.

***

Laily masuk ke sebuah kafe yang dijadikan tempat pertemuan dengan seseorang yang suka memberinya paket. Ya, paket yang ia dapat secara misterius di depan pintu apartemennya. Laily kira, orang itu tetap menyembunyikan identitasnya. Dugaannya salah dan lebih cepat dari prakiranya. 

Gue di meja nomer 17

Notifikasi itu muncul dari layar ponsel Laily. Laily segera mencari meja itu dan ketemu. Terlihat seorang pria yang duduk membelakanginya. Dari belakang, sosok itu tampak tak asing. Tunggu ... apa jangan-jangan?

Seperti tahu jika sedang diperhatikan cowok itu berbalik.

"Lo?!" Untuk melihatnya saja Laily sangat muak, ia harus pergi dari sini. Ia tak mau bertemu dengan dia.

Sebelum Laily tambah jauh lelaki itu langsung mencekal tangan Laily. Menahan pergerakannya.

"Mau ke mana sih? Duduk dulu, lah, gue mau nyampein sesuatu," ujar lelaki itu lalu mengedipkan matanya.

"Azmy lo udah gak waras sumpah! Jadi selama ini itu lo?! Lo yang suka ngirim cokelat di depan apartemen gue? Ngirim sweater? Semuanya itu lo?!"

"Hmm. Gue bisa jelasin, kita duduk dulu," ucapnya seraya menunjuk bangku yang sempat Azmy duduki tadi.

"Gak, gue gak mau!" tolak Laily cepat. "Lo tipe cowok yang nggak bisa gue percaya lagi sejak kejadian waktu itu!" Ya, kejadian waktu itu yang tidak bisa Laily lupakan. Bagaimana sifat Azmy yang berubah total. Laily tidak mau mempercayai Azmy lagi.

Azmy tertawa renyah, seolah tidak pernah terjadi apa-apa dan tak merasa bersalah sedikit pun. Tanpa seizin Laily, Azmy menarik lengan gadis itu untuk duduk di meja yang sudah ia pesan. "Waktu itu gue khilaf."

"Khilaf lo bukan alasan untuk kelewat batas!"

"Kelewat batas? Demi apa pun, malam itu gue nggak ngapa-ngapain lo, gue cuma nyari pelampiasan. Seburuk-buruknya gue, gue nggak bakal ngerusak cewek."

Laily berdecih lalu ia memalingkan muka. 

"Percaya atau enggak itu terserah, gue cuman mau bilang, gue suka sama lo, Ly." Pengakuan dari Azmy membuat Laily menatap cowok itu dengan raut yang tak percaya. "Gue kirim cokelat sama sweater itu buat lo."

"Lo suka gue?"

Azmy mengangguk mantap, akhirnya ia bisa mengungkapkan rasanya. Setelah sekian lama ia memendamnya sendirian. "Gue pikir lo udah tau, kalo pengirim paket-paket misterius itu dari gue."

"Maksud lo?" Perakatan Azmy tadi sedikit menarik perhatiannya.

"Gue kasih angka-angka random yang kalau lo urutin bakal jadi nama gue." Azmy meneguk minumannya. "Gue juga kasih inisial Y, nama belakang gue."

"Lo pikir gue detektif bisa mecahin itu semua!" Laily kesal. Memangnya dia anak kecil, yang suka diberi teka-teki aneh.

"Awalnya gue pesimis karena lo saudara gue sendiri, tapi faktanya kita bukan bener-bener saudara, kita bisa jalin hubungan, Ly." Azmy berujar sungguh-sungguh. "Tapi setelah gue pikir lagi, cinta emang gak bisa dipaksa. Sedeket apa pun gue sama lo saat ini, kalo hati lo buat yang lain, gue bisa apa selain mundur?"

AlLy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang