40. Hari Bersamanya

136 16 45
                                    

Lagunya candu😭❤

***

Bersamamu adalah hal yang paling tidak bisa aku lupakan.

***

Mengenalnya adalah salah satu hal yang menyenangkan, meski tahu, di dunia ini tidak ada hal yang selalu menyenangkan. Sakit pasti akan datang, namun dibalik itu semua ada pelajaran yang diambil.

Jika takdir mereka adalah bertemu, maka apa boleh buat? Merangkai kisah kasih bersama tidak ada salahnya, kan?

Aldy dan Laily, pertemuan mereka memang tak bisa dibilang indah atau berkesan. Justru momen menyebalkan lah yang jadi awal mereka berjumpa, tak disangka dari sanalah mereka saling mengenal.

Aldy itu cowok sejuta kejutan, sementara Laily cewek gak pedulian. Dan, takdir membuat mereka jadian.

Layaknya pasangan pada umumnya, Aldy membawa Laily berkencan, gadis itu kini berada dalam boncengan Aldy. Tentu saja tangannya tidak memeluk pinggang Aldy, melainkan memegang jok belakang motor.

"Gak mau pegangan?"

"Udah."

"Masa sih? Pinggang gue gak kerasa ada yang meluk."

Laily langsung mendorong kepala Aldy ke depan. Cowok itu terantuk-antuk, karena dorongan dari tangan Laily begitu kuat.

Aldy terkekeh. Laily Laily, udah pacaran masih aja gengsian.

Sengaja, Aldy mengerem mendadak motornya, membuat tubuh Laily menabrak punggung Aldy.

"Sial!" umpat Laily. "Sengaja kan lo?!!"

"Iya, nih, maaf ya pacar."

Rasanya Laily belum terbiasa dengan tingkah Aldy padanya. Cowok yang pernah melukai hatinya, lelaki yang pernah membuatnya patah berkali-berkali, sosok yang membuatnya kecewa. Laily seakan melupakan hal-hal itu, karena ia punya satu alasan. Aldy adalah orang yang juga membuatnya bahagia.

Laily seperti termakan omongannya sendiri. Terbukti, kata 'benci' sebenarnya memiliki makna lain yakni benar-benar cinta.

Di perempatan lampu merah. Aldy memberhentikan motornya dan menoleh ke belakang. "Mau mampir makan dulu, nggak? Atau langsung aja?"

"Terserah."

"Andelan banget jawab itu," ujar Aldy yang kembali menoleh ke depan, masih ada tiga puluh delapan detik lagi sebelum lampu hijau.

Matanya melebar melihat pemandangan di depannya. Dua sejoli yang asik berciuman di atas motor. Gak modal tempat, ini adalah perempatan lampu merah kenapa mereka harus bermesraan di tempat seperti ini? Serasa dunia milik berdua dan yang lain cuma numpang.

Laily menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ada-ada saja kelakuan orang-orang zaman sekarang.

"Lai, lo mau kayak gitu gak?"

Pipi Laily bersemu. "Lo mesum!"

"Bukan mesum, tapi cium."

Plakk. Bukan menoyor, ataupun mencubit, kali ini Laily memukul punggung Aldy dengan keras sampai terdengar suara bugh.

"Wah parah lo Lai! Badan gue sakit semua gara-gara lo!"

"Udah deh, gausah sok tersakiti, tuh jalan tuh, lampunya udah ijo."

Aldy kembali melajukan motornya ke tempat tujuan.

Diam-diam dibalik helm-nya Laily menyunggingkan senyumnya. Aldy itu moodbooster banget, melebihi cokelat yang ia suka.

AlLy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang