8. Abnormal

47 4 0
                                    

Tak ada perayaan dalam semesta lusuh
Langit tak mengerti goresan pelangi
Tak menangkap letusan kembang api
Tak merasakan kegembiraan hati

Gurun masih panjang sekali sejauh mata memandang
Sejauh imaji meradang
Sejauh harap tak terngiangkan

Terlahirkan dengan serampangan
Diciptakan dalam kesunyian
Tertetapkan kadar dalam kesukaran

Berakit ke hulu semenjak di tetapkan
Karam terjungkal tak bisa berenang
Terjatuh ke bumi terhempas tulang belakang tertimpa tangga setinggi ribuan hasta

Hancur lebur semenjak bermula
Kepingan-kepingan kasihan pun tergilas tanpa sisa
Terinjak sampai hina
Ternyalakan nyawa, menampung semua nestapa

Ada ya manusia nyata,
Tercipta tanpa bisa merasa
Tercipta tanpa bisa meminta
Tercipta tanpa bisa menghidupi ingin-ingin

Terlahir dan dilepas diantara samudera
Mati sudah, hidup cuma mengenal berserah
Menyalakan nafas dengan asa
Merajut harap diantara pelita
Membesarkan hati seluas semesta
Agar bisa mempertahankan nyawa

Tanpanya apalah guna?

Mata tercipta untuk menciptakan sungai di kedua pipinya

Suara tercipta untuk bungkam dan hanya bisa berbisik pada semesta dalam dunia paling jelaga

Jemari tercipta untuk menggengam kepingan hati yang sejak tercipta gumpalan daging itu sudah dihancurkan menjadi abu; terbakar oleh sendu

Kaki tercipta untuk menapak pecahan nestapa dan semesta curang, penuh lemparan parang

Kehidupan yang malang sekaligus gemilang.

Sepanjang sejarah rasa sakit selalu melahirkan sesuatu yang cemerlang.

Setiap nyawa harus dihancurkan sedemikian rupa untuk sampai kepada kesempurnaan

Meski tak semua begitu cara seleksi alam;

Beberapa nyawa dihidupi dengan baskara sebagai penerangan
Semesta dalam genggaman
Kastil sebagai peraduan
Gucci sebagai penutup badan
Ferrari sebagai kendaraan
Rupawan sebagai istilah wujud yang menawan

Beberapa anak pedagang asongan juga ingin tertawa seperti anak dalam balutan cardigan beludru

Namun perut kosong keroncongan dinaungi baju kebesaran dan harus mencari makan menawarkan jajan meski dipandang dengan menjijikan

Beberapa wanita yang sedang bekerja mencuci piring di suatu rumah makan juga ingin berseda gurau dengan teman, duduk santai sambil menikmati kopi

Namun jika begitu siapa yang mau menanggung batu, mereka berseteru dengan nafsu demi segepok uang yang tak sepadan

Beberapa bocah yang bermain diantara limbah kelak besar ingin seperti mbak-mbak yang lewat mengenakan gaun biru

Namun mereka yatim piatu dan harus menyiksa diri dulu baru dapat gaun biru

Begitulah satu persatu cerita orang-orang itu.

Semua orang terlahir tanpa tau, bahwa takdir yang menyaru dirinya sekeji itu, sedahsyat itu menembakkan peluru pada tiap CO2 yang dihembuskan setiap waktu

Ke normalan begitu ambigu bagi jiwa-jiwa yang berdebu.

Abnormal; itulah semesta itu.

Menyakitkan. Kelam. Dan sedu.

ii. ii. mmxxi.







Euforia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang