Aku bercokol dengan kenistaan
Terjerembab dalam pentagram kemunafikan
Ditertawai kaca refleksi, oleh bayangan diri yang tiraniGelap yang menaungi oleh hati yang menghamba terlampau duniawi
Ternistai oleh egoisme
Terdistraksi sebab nafsu
Terlukai karena harapan..,
seolah tak ber-TuhanSekarang badan bernoda ini kembali menadah tangan berdebu
Mengucap pinta untuk kembali mengecap manisnya iman
Yang telah menguap bersama embun siang
Sebab fajar yang terlupakan
Sujud yang tertinggalkan
Hati yang meradang karena rindunya tak tertuangKusyukuri nikmat Tuhan justru dalam dunia paling jelaga
Kurasai kasih sayang Tuhan dalam takdir tampak merana
Namun, satu pukulan pada jiwa yang masih kerap berkelana,
Kenapa kau justru kembali setelah yang kau anggap takdirmu tak seriring rencana?xiii. iii. mmxxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoetryKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...