Semenjak hari itu, kurasa semesta mencuri sesuatu dariku.
Karena semenjak waktu itu berlalu, aku selalu menuliskan sedih-sedih.
Semesta kembali mendandaniku menjadi seseorang yang berhiaskan kebosanan, anxiety, bercakap dalam pikiran. Sosok yang paling kubenci dari diriku- karena aku pernah menjadi begini; dan itu masa terburuk.
Aku mengenyahkan dengan berbagai cara, Kupikir jika begini, maka akan begini, dan aku selalu salah.
Senangku bertahan seminggu atau bahkan sehari, lalu langit-langit kelabu kembali berarakkan memayungiku seorang diri.
Seolah sedih yang kurasakan adalah sedih paling menyedihkan di muka bumi, namun aku masih tak mengerti apa yang membuatku menjadi sesedih ini.
Hari yang bahkan tak kuingat, dengan keserakahanku kala itu, aku tidak pernah tau setelah hari itu aku tidak akan pernah benar-benar bahagia lagi.
Bagaimana aku bisa menyembuhkan diri sementara aku tidak mengerti apa yang membuatku sedih?
Kesedihan yang mendalam.
XIII. IX. MMXXI
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoetryKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...