Helaan nafasku bersatu bersama malam dan makhluk nocturnal
Membisikkan ketidakjelasan bercampur kebodohan yang menyelinap dalam kalbu
Dihentak kenyataan dan pembinasaan terhadap harapan bertalu-talu, bermain api di kepalaku
Masing tentang aku dan semestaku
Terbelenggu.
Mungkin hanya karena sajak-sajak itu yang meragu; tentang langit yang tak sekehendak menjadikanku merasa 'sempurna' semudah itu
Tentang setitik dan seonggok aku dalam semesta itu
Bukan salahku, bukan salahmu, bukan salah jagat raya.
Sebab kedua mata itu, aku paham betul berapa ia susah mencapai aku, satu dari sekian milyar makhluk mikroskosmos yang kehilangan syaraf otak terjaga dan gila memikirkan tentang dongeng paling jelaga di dunia
Tidak untukku, tidak untuk mereka dan tidak untukmu
Namun setelah aku mencoba 'membunuh' diriku berkali-kali atas pencucian terhadap segala harap tentang keajaiban
Seseorang yang mengatakan air comberan akan bermuara pada lautan.
Ini bukan sajak sedih yang bertujuan membuat hati siapapun menangis bak hujan turun ke bumi
Ini sajak tanpa makna yang membuktikan berapa gila seonggok aku
Kelam nan hitam isi kepalaku, bodoh nan tolol pengharapanku.
Semua tentang ini, aku badut untuk itu.
XII.
VI.
MMXXI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoésieKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...