38. Stand Still

25 2 0
                                    

Saat ini hujan jatuh
Mengingatkanku tentang harapan-

Masih denganku, manusia penuh mimpi tak masuk akal

Masih denganku, sang gadis cadas yang berjudi demi mukjizat yang diyakini ada di atas

Masih denganku-

Aku sebenarnya sangat muak untuk bermimpi. Untuk memiliki harapan. Untuk menginginkan atau mengangankan sesuatu.


Aku hanyalah seorang manusia yang penuh kebencian terhadap hidup, namun berusaha memiliki cinta tanpa batas.

Aku hanyalah seorang manusia yang ingin memarahi segenap galaksi berserta tatanan mikrokosmosnya, namun berusaha memiliki sabar tanpa tepi.

Aku hanyalah manusia yang terlampau lelah dengan bumi dan seisinya, namun berjuang keras untuk hidup.

Jika kau tidak mengerti apa arti paradoks, maka itulah definisiku. Atau mungkin definisimu.

Aku ingin menjadi manusia yang bebas, berlepas dari dikte harus dan seharusnya, namun di sisi lain aku hanyalah seorang pecundang yang sangat payah. Yang memilih menyerah dan menjadi anak baik. Menjadi keinginan semua orang. Menjadi batu. Tenang selayak patung Budha. Mengangguk seperti anjing.

Aku bukanlah orang yang jahat juga bukan orang yang baik. Aku hanyalah orang yang tidak peduli dengan semua itu.

Aku adalah-

Aku hanyalah seorang manusia yang berprinsip hidup hanyalah sementara, kemudian aku hanya hanyut bersama arus, menahan diri dari semua hal dan tetap lurus hingga akhir.

Karena aku menyerah-

Menyerah dari sesuatu bernama kebahagiaan.

Karena aku mengerti-

Mengerti bahwa di dunia ini hanyalah fatamorgana.

Mengerti bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi.

Mengerti bahwa meski mengejar ke ujung dunia, apa-apa yang kau mimpi, ingin dan angan tidak akan pernah memberimu kebahagiaan.

Kebahagiaan hanyalah mitos di dunia ini. Utopia yang apabila kau kejar, hanya akan kembali berlari sepuluh langkah di depanmu.

Yang tersisa di dunia ini hanyalah ketenangan. Itu zona aman dan nyaman.

Hanya itu yang bisa kau kejar.

Kebahagiaan hanyalah mutlak milik surga.

Aku juga percaya surga itu ada. Oleh sebab itu dunia  membosankan dan menyebalkan.

Jika aku butuh secuil dopamin di kepala, maka aku hanya memejamkan mata dan membayangkan bahwa aku telah bahagia.

Itu lebih dari cukup dan aku tidak berharap apapun lagi dari semesta.

i am leaving. I am done!

Aku kecewa dan kemudian menerima realitas-

Sosok yang menyerukan love yourself, tidak benar-benar mencintai dirinya. Ia hanya mengatakan itu untuk menguatkan dirinya sendiri untuk bertahan, untuk tidak lebih membenci dirinya sendiri atas hidup, semua manusia setuju mengenainya, tidak ada satu orangpun yang benar-benar berdamai dengan dirinya, dengan semesta, tidak peduli apa, siapa dan bagaimana-

Sosok yang menyerukan speak yourself, hanya sedang meracau meratapi nasibnya, meratapi hidupnya, karena di sisi lain ia hanyalah sosok maha paradoks yang diam-diam mengatakan dirinya begitu banyak memendam the truth untold-

Sosok yang menyerukan feeling purple, di sisi yang lain juga menulis blue and grey, mengatakan bahwa apa yang ia lihat hanyalah warna abu-abu dan apa yang ia rasakan hanyalah feeling blue.

Itulah realitas sesungguhnya.

Seperti sosok itu pula, aku akhirnya menyerah, mengalah dan berserah.

Aku hanya akan menahannya hingga akhir, tenang selayak patung Budha, mengangguk seperti anjing, menjadi keinginan semua orang.

Hanya yang kupinta dari kebebasanku, bermain aksara dan memiliki pikiranku sendiri. Hanya itu pintaku. Kemerdekaanku dan hidupku.
Terakhir-


XXVII.
V.
MM XXI.

Euforia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang