Akhir-akhir ini semesta berkhianat
Untuk diriku di masa depan
ingatlah hari ini
Saat langit berdarah
Semesta patah
Air matamu pecah
Mengalir bagai banjir
Membentuk sungai satir
.Hatimu semakin parah
Tertoreh pasrah
Oleh kehidupan
Dan penghidupan bajingan
Yang menjadikanmu tak tertahankanMeledak oleh muak
Memberontak oleh sajak
Terinjak dan dipermainkan oleh ombak
Terbajak dengan sengak
.Diriku, kau menangis dalam sabar
Kau terbungkam dalam sadar
Hanya saja kau terkapar
Diambang batas kadar .viii.ii.mmxxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PuisiKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...