Barangkali tiada yang salah dari harap-harap
Manusia yang salah karena keliru beriman; menggantungkannya pada sesama, padahal ia dicipta berlaku teruntuk Tuhan saja
Kerap terjadi; manusia diakhiri menelan muntahan kecewaMungkin pengantar itu sebagai cambukan diri
Saat berefleksi; menatap punggung masa lalu yang berbalik menjauh pergi
Seolah-olah tiada lagi celah diantara mohon-mohonku yang samar dan nodaAtau menyebutnya kenyataan?
Bahwa semua itu kesalahan sejarah yang disesali setiap yang terlibat?Aku dalam keheningan tetap mengutuk ke dunguanku yang paripurna;
Di sisi lain aku menyalahkan diriku yang terlampau payah
Di sudut jam 9 aku merutukinyaPandoraku terbuka kala ia dengan benar menerjemahkan puisiku tanpa cela
Ibarat manis bibirnya ialah hatiku yang berbicara
Seumpama diriku telanjang dan buku yang terbukaMungkin terlalu usang untuk memperdebatkan apa dan mengapa
Mungkin terlampau senja membicarakan harap agar pelita kecilku menjadi baskaraSetitik ingin dalam diriku yang dahaga, di ambang batas terkutuk diri yang tak dewasa, sekadar mengenang dengan kata, "sulap yang indah hingga aku terpana lalu kau menghilang padahal kau pesulapnya!"
vi. i. mmxxi
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoésieKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...