37. My Fault

21 2 0
                                    

Semua ini salahku, salah mereka, dan tidak akan pernah menjadi salahmu

Dunia juga, ia tak pantas dipersalahkan
Semenjak ada, tatanannya memang tidak pernah adil
Dunia memang separadoks itu

"Semua orang berhak mendapatkan pendidikan. "

Deklarasi gagah sesuatu yang disebut Undang-undang.

Tapi, dengan melucu, badut tirani berkata dengan leluconnya, tentang begini dan begitu..

Tentang harus dan seharusnya..

Dongeng tentang obralan label kebodohan, dan tidak punya etika..

Kemana sebenarnya orang-orang bercermin?

Apakah gelar menjadikan seseorang berpikir terlampau maju melampaui kemanusiaan?

Pendidikan berhak bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi kenapa badut-badut itu justru melucu bahwa mereka yang tak punya sarana dan prasarana, itu menjadi urusan mereka, mengatakan bahwa otak mereka terbuat dari sampah dan limbah kotor?

Pendidikan berhak bagi seluruh rakyat Indonesia,
tapi kenapa tanpa solusi malah mengambil kambing hitam dan menyalahkan satu pihak sebagai penyelesaiannya?

Lagi-lagi kami bertanya, untuk apa sekolah? Untuk apa sekolah setinggi langit jika kami hanya menjadi badut tanpa empati, yang menyelesaikan masalah tanpa solusi, dan tidak mengenal nilai filantropi?

Apa itu paradoks dari definisi pendidik?


XVIII.
VI.
MMXXI.

Euforia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang