Sementara dirimu tertidur
Aku nyanyikan kidung nestapa dalam kepalaku yang jelagaSementara dirimu tertidur
Barangkali langit bising mendengar keluhan berisikku betapa membosankannya dunia iniSementara dirimu tertidur dan aku tetap terjaga.
Aku bertanya lagi.
Pertanyaan yang tak akan pernah usai, "kenapa?" "apa?" "bagaimana?"
Apa yang harus aku lakukan atau apa yang tidak harus aku lakukan?
Atau aku harus tetap diam. menjadi anak baik, seumpama Cinderella yang pada suatu hari yang klasik berhasil mengubah segalanya dalam waktu semalam dengan bantuan Ibu Peri?
Repetisi-repetisi kehidupan ini memfrustasikan entitasku, berusaha untuk tidak sama oleh sebab sejarah yang pernah ada.
Kini aku seolah terkubur dalam larung terdalam dari nestapa, seakan alam mendendam dengan sasmitanya menyembunyikanku agar tak pernah ditemukan sedikit perayaan.
Anomali penuh paradoks dalam hidupku yang penuh alur bercanda yang mengocok perut hingga kotak tertawaku musnah berakhir mati rasa-
Elegi nyanyian kesedihan masih merongrong nyawaku, menawan jiwaku seperti bertahun-tahun lalu-
Titik tergelap yang paling jelaga.
IV.
VII.
MMXXI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PuisiKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...