Maaf.
Aku telah berusaha memerdekakanmu; membawamu melangkah kesana kemari untuk menemukan arti.
Namun, akhir kita tetap begini; maksudku, kehampaan dan kekosongan tetap jadi teman.
Sama sekali bukan korelasi dengan siapa dan dimana, tapi jiwa. Jiwa kita masih kosong tak jelas kemana arahnya. Langkah kita masih mengambang tak tau tujuannya.
Meski berat; tahun ini begitu berat- non-prediksi; kita telah melewati hari demi hari yang menguras emosi; memutar otak tuk putar balik keadaan; jika semua usaha terabaikan; akhirnya berserah pada Tuhan.
Euforia masih jauh dari perkiraan. Mungkin saja tahun penempaan ini, euforianya ditunda lain kali. Mungkin.
Terimakasih.
Terima kasih pula untuk semua pengalaman; yah- walaupun terkikis terbawa gelombang. Menjadi tak berarti sama sekali selain pengalaman yang entah.
Syukur masih jadi afirmasi tuk menelan keluh- oleh sebab peluh tak kasat mata mengalir deras tanda lelah... Cukup bersikap pasrah; sebab ekspektasi kini sama dengan bunuh diri. Tak ada kehidupan sejalan dengan kemauan.
Beginilah tahun ini dimulai, terlewatkan, dan diakhirkan..
Tak terdefinisikan...
Semoga tahun depan kita memiliki "kehidupan"
Aku akan berusaha membuat kita bertahan, dan memutarbalikkan keadaan... Harapan tetap dimiliki seorang wanita militan...
Pejuang entitas kemerdekaan!!!!
Sampai jumpa di puisi sepanjang tahun depan..
PERSONA!!!
xxxi.xii.mmxxi
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoetryKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...