Ia hanya sedang berjuang menghidupi hidupnya.
Persetan sinar-sinar senyuman tidak akan pernah datang dan menyinari dirinya yang terjebak bersama kegelapan.
Memang, setidaknya sendiri tak lagi terasa sepi dan memotong nadinya seinci demi inci, tapi jejak-jejak harapan benar-benar telah melepaskan diri dari dirinya yang tertawan oleh sunyi dengan kesepian diambang batas tak lagi tersisa setitik harapan untuk percaya pada kebahagiaan dan dicintai oleh satupun makhluk di bumi.
Seakan apa-apa yang berterbangan Indah membentang di planet itu tak lagi mampu mengukir senyumnya yang pudar ditelan masa dan dihapuskan oleh rintangan demi rintangan yang menjelma menjadi nama tengahnya.
Ia terjebak dalam larung nestapa yang tak seorangpun peduli dan repot-repot untuk membukanya, menyingkirkan segenap jelaga yang melumuri dirinya dari ujung kaki hingga kepala. Seakan-akan ia sungguh binatang jalang yang terbuang, terlupakan di dasar lautan, tenggelam dalam kedalaman biru laut yang menghiasi seluruh penglihatannya, membekap nafasnya agar ia semakin sekarat.
Namun ia tetap kuat, bersikap menjadi manusia paling baik-baik saja yang berusaha menaklukkan dunia. Karena hanya dengan itu nyawanya bisa sedikit berharga, setidaknya meski ia sudah lama tidak merasakan bahagia
Vi.Viii.Mmxxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoetryKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...