59.Warkat Pribumi

10 1 0
                                    

Hanya detik ini wahai Tuan priayi, aku, sang gadis pribumi dengan kurang ajar berani menulis surat ini.

Surat yang tak akan pernah kau baca sampai membenam di inti jagat.

Sesungguhnya aku mau kamu tau bahwasannya aku ingin bercakap lebih panjang untuk mendiskusikan mengenai entitasku dan apa-apa yang kusaksikan di dunia.

Betapa aku ingin memangkas jarak antara kita dan berbicara tanpa henti, tanpa batas waktu,tanpa sekat.

Karena percaya atau tidak jika dalam waktu yang lama dan pertama, aku langsung percaya begitu saja, begitu mudah pada intuisiku yang membunyi, membisikkan rahasia semesta kalau-kalau di masa depan kita pasti bakal kembali berjumpa, satu yang belum terkabul- berdialektika.

Di hadapanmu Tuan priayi, aku sungguh ingin menjadi Sutan Syahrir yang bercerita melalui warkat pada Maria, meskipun jelas ikatan kita sungguh tidak sebagaimana mereka, oleh sebab itu aku tak ingin terlalu lancang, tak ingin terlalu tampak jika aku sungguh mendapatkan apa-apa yang tak kutemui dalam studi dan filsafat.

Orang-orang benar, aku sungguh berlebihan, sungguh hiperbola untuk melebih-lebihkan apa yang kusaksikan dari tafsir dirimu. Namun, bolehkah kukesampingkan sejenak semua kurang yang melekat padamu sebagai manusia yang tak memenuhi kesempurnaan dan hanya berbicara tentang betapa kaya setiap kata yang kamu ucap dan menusuk telingaku begitu dalam?

Untaian katamu begitu jelas terngiang-ngiang membakar darah di pembuluhku yang menyulut degup perjuangan. Aku kembali hidup, kembali memiliki yang namanya tujuan.

Dengan dialektikamu dibawah dedaunan kering yang gugur, aku tersungkur mawas diri dari kebatilan, kesyirikan dan kedzaliman, aku insyaf.

Aku sungguh ingin meminta sedikit waktumu mendengar aku bercerita tentang duniaku, tapi aku juga mengerti jika kamu adalah seorang priayi yang hidup di peradaban berbeda denganku sang gadis pribumi.

xxii.ix.mmxxi.

Euforia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang