2021 memberiku baru;
Kebiasaan duduk di beranda.Menunggu ketidakpastian;
Bergantung pada takdir memberitakan apakah yang tertulis pada ketentuan?Sudah beberapa saat semenjak kabar-kabar duka berdatangan;
Palu takdir telah diketuk oleh hakim jagat raya; mau tak mau, siap tak siap pasti bermuara diantara semestaYang kusaksikan dari beranda, keranda-keranda berlomba menuju rumah paling abadi
Yang kusaksikan anak-anak menangis terenggut masa kecil oleh tanahnya yang ditenggelamkan banjir, tiada tempat berpulang oleh sebab gubuk terlahap lahar, atau beberapa lainnya terpekur bak anak ayam tanpa induk bersamaan dengan amukan bumi yang menghancurkan sekolah, menghancurkan peraduan; mereka masih menangis dengan makna paling sederhana
Mengerikan; yang kupantau dari beranda. Lebih mengerikan lagi hanya kedua tanganku yang bisa terangkat berdo'a di akhiri amin paling serius.
Semua manusia dalam kebingungan; seharusnya mereka cukup paham dibalik segalanya, ketika Tuhan menunjukkan kuasa-Nya, manusia cuma makhluk tanpa daya yang tak bisa apa-apa
Lalu, apakah esensi dari segalanya? Allah Maha Besar; berserahlah padanya.
xvii. i. mmxxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (COMPLETED)
PoesiaKutulis puisi untuk diriku; himne menyambut sosok yang utuh. Kutulis puisi untuk diriku; biar menjelma menjadi mesin waktu, pintu untukku menyelam bersama kekuatan kata yang mengurung momentum waktu. Ini kisahku selama 2021; jika kalian membaca ini...