"Gema! Turunin sepatu gue atau gue aduin ke Gresea!" ancam Anissa karena hari ini ia menjadi korban usil seorang Gema.
"Nyenyenyenye! Ngaduan lo!" ujar Gema sembari berjalan ke arah Anissa. "Gak seru lagikan gara-gara lo ngadu!" sambung Gema tanpa rasa bersalah mengambil bangku dan mulai meraih sepatu Anissa yang di gantung.
"Minum boneto!" ejek Gema dan berlari sekuat tenaga menghindari kejaran Anissa. Yang ia pikirkan saat ini hanya kelas 11 IPA 4, kelas pacarnya.
Gema tak sekelas dengan Jenio, Gema IPS 3 dan Jenio IPS 1, sialnya Gema malah sekelas sama pacar lampir Jenio yaitu Anissa.
"Huh ... huh ... untung ibu tiri Cinderella gak ngejar," gumamnya sembari mengatur nafas.
"Kamu gangguin siapa lagi yang?" tanya Gresea lirih membuat Gema menegakkan kepalanya. Ia mengedarkan pandangannya kesemua arah, di sana ada orang gendut tengah mengajar kelas itu. Gema lalu menatap ke arah Gresea.
Iya tersenyum menampilkan deret gigi rapihnya. "Sip yang, aku undur jadwal ngapelnya ... AKU CINTA KAMU!" teriak Gema sembari berlari membuat Gre meringis malu.
"Ck! Aduh Nak Gresea mau-mau saja pacaran sama anak gak tau aturan kaya Gema! Ibu udah pusing ngurusinnya!" keluh bu Mawar membuat Gre semakin tertunduk malu.
"Yasudah ibu hanya menyampaikan bahwa yang mau pulang silahkan, karena memang rapat sampai akhir jam pelajaran," sambungnya dengan tergesa keluar dari ruang kelas MIPA 4. Bu Mawar mengajar Kimia kelas 11, tapi sekarang bukan jadwalnya ... ia hanya menyampaikan amanat karena beliau guru kurikulum.
Bu Mawar-pun keluar dari ruangan menyisakan jeritan-jeritan tertahan.
"Astaga-astaga tadi itu Gema, gila bodynya atletis bangett."
"Humoris banget!!! Gue mau punya pacar kaya dia."
"Gantengg bangett sih Kak Gema."Gre menutup telinganya, memilih membaca buku. "Apa-apaan sih gak liat apa ada pacarnya," gumam Gre sembari mencoret-coret bukunya asal.
"BAAA!"
"AAAAAA!"Refleks Gre menjerit saat ia mendongak dan di depannya sudah ada Gema.
"Ngagetin," tukas Gre membuat Gema terbahak. "Ahaha, muka kamu lucu yang," ujar Gema sembari menirukan komuk muka Gre. Gre mengerucutkan bibirnya sebal, apa-apaan Gema ini.
"Ish aku beneran kaget tau," ujar Gre. Gema kembali tertawa mendengar nada sebal dari mulut Gre.
"Utututu jangan marah dong yang," bujuk Gema kini berpindah duduk di meja Gre, posisinya ia kini berhadapan dengan Gre.
"Eh yang, kamu masih duduk sendirian?" bisik Gema sembari memandang sekitarnya yang malah menonton mereka.
"Heem," dehem Gre membuat Gema menyerngit.
"PERHATIAN YANG MAU DUDUK SAMA PACAR GUE, GUE JADIIN PACAR!"
Sontak semua teman perempuan kelas Gre mengerumuni Gema, kesempatan untuk melihat idola sekolah dari dekat.
Gre membelalak, ia menghentikan orat-oret pensilnya dan menatap tajam Gema yang asik nyengir.
"Gemaa!" rengek Gre tak setuju. "Aku makin marah sama kamu!" seru Gre. Ia lebih memilih pergi dibandingkan harus menonton drama Gema lagi.
"Eee! Pacar gue marah denger dia mau dimadu, aduhhh kalian misi dulu dong, kertas pendaftaran ada di si Jenio!" Gema dengan susah payah mencari jalan keluar, saat berhasil ia berteriak dengan mengambing hitamkan Jenio.
"Mana lagi nih," gumam Gema berlari dengan mata mencari-cari keseluruh area.
"Nah itu dia bidadari dunianya gue," ujarnya pelan. Ia berjalan ke arah meja kantin yang diisi oleh Jenio, Anissa dan yang konon katanya bidadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...