27🐄

1.6K 134 22
                                    

And i love you, 3000.

"Gue denger ada pelakorr."

Vanilla menyerngit mendengar nada penuh sindiran itu. Ia yang tengah berjalan sambil memainkan handphone-pun mendongak. Vani menemukan banyak pasang mata yang menatapnya sinis namun hanya satu yang berbicara langsung.

"Pftt selera Gema rendahan."

Vanilla sedikit meremas ponselnya. Enak aja dia jelek!

Seperti pagi klasik biasanya, Vanilla ke sekolah dan harusnya ia langsung ke kelas. Namun, karena sindiran tadi ia berhenti.

"Misi Kak, pelakornya yang mana ya?"

Dengan bodohnya Vanilla mendekati 3 perempuan yang berkerumun dan menanyakan hal itu. Sontak, ketiganya memandang Vanilla jijik.

Brugh.

"Gak usah sok berani ya Dek!" tekan salahsatu dari mereka setelah mendorong bahu Vanilla membuat Vani mundur beberapa langkah.

"Aku cuma nanya!" Suara Vanilla terdengar tak terima apalagi gesture tubuhnya maju seakan menantang. Ia memang tak pernah sadar diri kalau yang ia lawan adalah kelas dua belas dan memang biasanya kelas dua belas nongkrong-nongkrong terlebih dahulu di koridor depan ... jadi bisa dipastikan rata-rata perempuan di sini adalah kelas 12.

"Lo kok nyolot sihh!" Teman perempuan itu maju menatap marah pada Vanilla yang terdengar nyolong.

Tentu saja Vanilla takut, saat melihat sekeliling sudah banyak yang mengerubun dengan raut muka marah.

"Itu urusanku sama Kak Gema! Kalian siapa?!"

BRUGH.

Vanilla terduduk dilantai karena cewek yang mendorongnya tadi mendorongnya lagi. Bisa dipastikan dia adalah ratu bullynya.

"Denger yaa adkel gak tau diri! Sikap lo tuh kaya binatang! Ya kita gak sukalah!"

"Gak punya harga diri ya lo?"

"Huh! Masih bau kencur lo tuh!"

Setelah mengatakan itu mereka bertiga pergi meninggalkan Vanilla yang masih terduduk. Selanjutnya para muridpun ikut membubarkan diri. Tidak ada yang menolong Vanilla sama sekali. Namun, Asta ... cewek lambe turah itu menggulung-gulung rambutnya sambil berjingkrak membuat Vanilla menyerngit.

"Ke-kenapa?" Tak Vanilla pungkiri, ia amat takut akan dipermalukan lagi bahkan dilabrak seperti itu lagi.

"Baguss lo udah ngaku, gue tinggal post di instagram viral deh," sahut Asta tanpa dosa, ia berbalik dan pergi dengan sedikit lompatan juga tangan yang masih menggelung-gelung rambutnya.

Vanilla memejamkan matanya takut dan entahlah tak bisa didespripsikan, ia menendang-nendang kakinya ke lantai dengan ekpresi menahan tangis.

Ia segera mengaktifkan ponselnya yang sedari tadi digenggam.


Akuu dilabrak kak sama temen-temennya pacar kakak.

Gema langsung membaca pesannya namun tak Gema balas. Ia sedikit kesal sih, namun ia yakin Gema akan bertindak, ia senang mendengar fakta itu. Memang Gema tidak pernah menggubrish Vanilla jika Vani mengadu, biasanya Gema hanya datang jika ada masalah atau kesal dengan hubungannya dan Gresea.

Sementara dikelasnya Gema sedikit menyerngit.

"Niss, temen Gre tuh yang mana sih?" tanya Gema sedikit berbisik, ia baru saja membaca pesan Vanilla dan bingung ... Gre temannya yang mana? Bukannya Gre tidak punya teman?

"Gak tau, temen baru kali," sahut Anissa cuek masih asik dengan buku jurnalnya.

Gema menerka-nerka, apa iya Grssea punya teman baru untuk melabrak Vanilla? Pasti iya! Gema hanya menghela nafas ... sekarang ia harus belajar dulu pulang sekolah baru ia berbicara dengan Gresea.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang