9🐄

1.8K 149 21
                                    

Tuttt

Tuttt

Tuttt

Gema mengacak rambutnya saat telfonnya tak kunjung diangkat oleh Gre.

"Lo kemana sih Gre," decaknya resah. Ia sudah bulak-balik koridor rumah sakit berkali-kali tanpa mempedulikan lelah sehabis lomba.

Jam menunjukkan pukul 09.00, belum terlalu malam untuk tertidur. Gema kembali mengacak rambutnya. Gema berada disini karena Ibu-nya dirawat, sekarang ia hanya butuh suport system untuk dirinya sendiri. Tidak mungkin ayahnya, karena ayahnya juga tengah bersedih. Tetapi Gre malah sulit dihubungi.

"Gema ... kamu pulang aja, biar Papa yang disini," titah sang Papa membuat Gema menyerngit tak setuju. "Kita jagain Mama sama-sama Pah, Gema gak tega tinggalin Mama."

Bran hanya menghela nafas, ia tahu anaknya sangat tertekan. Ditambah tadi Bran lihat Gema terus kumak-kamik sebab telfon yang tak kunjung diangkat.

Hasil tes akan keluar besok, malam ini mungkin pada dokter UGD tengah menangani keadaan Zane yang sangat parah.

Gema menggeram, ia menutup matanya dan membiarkan tubuhnya luruh di lantai.

"Kak Gema?" Tak beberapa lama mata Gema memejam, terdengar suara yang memanggilnya membuat Gema membuka matanya.

"Lo yang sempet gangguin kencan gue kan!" tuding Gema. Saat ia melihat sekitar ayahnya sudah tidak ada.

"Kakak ngapain di sini?" tanya Vanilla membuat Gema memutar bola mata malas. "Urusan banget lo!" sewot Gema.

"Lho? Pacar Kakak mana? Masa pacarnya uring-uringan gak dikhawatirin," kompor Vanilla membuat Gema mendengus.

Gema menatap nyalang cewek centil di depannya ini. "Urusan buat lo?" sentak Gema membuat Vanilla hanya mengangkat alis meremehkan.

"Cerita aja Kak, gini-gini aku zodiaknya pisces ... katanya bisa jadi pendengar terbaik dan pemberi solusi terbaik," ujar Vanilla sembari menarik Gema untuk duduk di kursi tunggu.

Gema mendengus. "Nyokap gue sakit, Gre gak bisa dihubungin," ujar Gema akhirnya bicara. Mendengar itu Vanilla tersenyum merekah. Bukan! Ia bukan bahagia Ibu Gema sakit atau Gre yang tak bisa dihubungi. Namun, ia bahagia akhirnya Gema percaya dan terbuka dengannya.

"Kakak harus positif thingking, nyokap kakak bakal baik-baik aja! Dan untuk Kak Gre, aku benci ngakuinnya tapi ... Kakak juga harus positif. Kakak pasti bisa, semangatt." Gema tertegun, apa benar zodiak pisces se-terbaik ini dalam memberi saran dan mendengarkan orang lain?

Atau memang dia sedang terpuruk dan ada yang memberinya kata semangat?

"Lo sok banget," cetus Gema membuat Vanilla tertawa.

"Kadang orang emang gak butuh saran panjang atau ungkapan-ungkapan gak jelas. Orang cuma butuh didengarkan, tapi untuk kasus kakak ... aku bakal bawel," sambungnya membuat Gema terkekeh.

Vanilla ternyata orangnya friendly.

---

"Gema kamu semalem kenapa nelfon?" tanya Gre membuat Gema yang tengah bermain handphone di bangkunya terkejut.

"Astaga kamu ngagetin yang," tukas Gema membuat Gre tertawa.

"Kenapa semalem nelfon?" tanya Gre sembari duduk di bangku samping Gema.

Gema berpura-pura berpikir. "Coba tebak aku ngapain nelfon kamu!" goda Gema membuat Gre cemberut.

"Kamu kangen?" tanya Gre dengan PD membuat Gema tertawa. "Kamu dalam keadaan apapun selalu buat aku makin sayang yang," bisik Gena sembari menyampirkan beberapa helai rambut Gre membuat Gre tersipu.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang