26🐄

1.5K 126 16
                                    

Serius nanya, molog gak sih sama ceritaku yang amat singkat narasinya? Molog is mual.

Hari ini Gresea memilih sekolah. Setelah kemarin perdebatan sengit antara dirinya dan Gritt, Ibu dan Ayah Gresea memang tidak bisa menjaga Gre karena mereka tengah dinas di Kalimantan. Hanya Ayahnya Gre sih namun Tira ingin ikut jadilah Gre dijaga janda anak satu itu.

Kemarin juga Gema diusir dari rumah sakit oleh Gritt karena terlalu lama memberi Gresea penanganan. Gema awalnya memberontak namun saat Gresea menyuruhnya pergi juga ia menurut untuk pergi.

Gresea sudah duduk tenang di bangkunya dengan aerphone di telinga, kemarin ia belum selesai menonton drama Thailand keburu ketiduran jadilah ia menyambung dramanya.

"Gresea ...."

Gresea berdecak dalam hati, baru saja ia akan tenang. Sebentar? Itu bukannya Asta? Tukang gosip kelas sebelah yang singgah ke kelasnya. Hampir selama hidup disekolah ini, Gresea tidak pernah berinteraksi dengan siswa ataupun siswi di kelasnya kalau tidak penting. Saat kelompok-pun ia tidak pernah kebagian kelompok, selalu saja mengerjakan sendiri.

"Iya?" balas Gresea sembari membuka aerphonenya, mau apa lambe turah ini mendatanginya?

Asta tersenyum dan dengan sembrono duduk diatas meja, ia terus menatap Gresea tanpa melunturkan senyum- emm mengejek. "Retak ya? Gara-gara adkel? Dari kapan sih? Ini boom banget, waktu itu yang lo di kantin belum reda banget sekarang ditambah kemarin."

Gre menghela nafas, ia hanya mampu tersenyum. Apa yang harus ia jawab? Nyatanya pertanyaan emm lebih tepatnya hasutan Asta berhasil membuatnya khawatir.

"Backsoundnya pas tuh, pacarku hilang diambil adik kelasss ... emm pantes sih lo kurang cantik, kurang asikk jugaa." Tangan kanan Asta menggulung rambutnya sendiri, tangan kirinya aktif mengelus pipi mulus Gre.

"Aku gak tahu sih, berdoa aja semoga gak berlarut-larut," ujar Gre sembari menyingkirkan tangan yang mengganggu pipinya. Asta berdecak, "entah kenapa firasat gue lo kalah sama tuh adkel."

Deg.

Asta memang terkenal ceplas-ceplos juga ratu gosip. Jika ingin kejujuran atau mental breakdown datanglah ke Asta.

Gre menegang, ia takut, benar-benar takut kalau nanti ia memang akan kalah. Ia takut kehilangan Gema. Namun ia segera menggeleng.

"Aku gak lagi lomba, kalau emang udah jalannya aku sama Gema cuma sampe sini aku harus apa?"

Bohong, demi apapun Gresea berbohong ... ia tak mau melepas Gema kalau bisa Gresea akan mengikatnya hanya untuknya. Gresea berdiri dari duduknya, ia mengambil handphone dan aerphonenya lalu berjalan pergi keluar kelas.

"GREE ... MAKASI INFONYA, PANAS NIH PASTI."

Gre berdecak, ia benci orang yang hanya ingin tahu urusan orang lain lalu digunakan sebagai bahan obrolan.

Gre menyerngit, sepanjang koridor setiap orang memberinya semangat. Banyak juga yang tersenyum iba. Namun ada saja yang memberinya tatapan sinis.

"Kenapa sama siswa disini?" batin Gre bertanya-tanya.

Gre mempercepat langkahnya, ia harus sampai ke perpustakaan untuk menonton dramanya. Karena ia memilih perpustakaan bawah, kenapa juga ia memilih perpustakaan bawah yang harus melewati kelas 10 ips ... ia melihat Fani yang tengah memainkan handphone di bangku koridor. Saat melihatnya Fani pamit pada dua temannya dan malah menghampiri Gre yang jelas-jelas akan berjalan melewatinya.

"Haii Kak Gre, aku Vani."

Fani mengulurkan tangannya, namun Gre hanya menyerngitkan dahi memilih bungkam dan tak membalas uluran tangan Vani. Entah kenapa ia merasa dilabrak.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang