18🐄

1.4K 137 31
                                    

Jam berapa saat membaca ini?

Gre menatap kepergian tawa Gema dan Vanilla adik kelasnya dengan tatapan tak bisa diartikan. Tawa itu ... baru satu minggu Gresea pergi dan Gema sudah tertawa bersama yang lain.

Gre menutup matanya. "Gak boleh! Gue harus positif thingking, mungkin mereka mau less bareng," gumam Gre.

"Kak Jenio!" seru Gre saat melihat Jenio akan memasuki mobilnya. Jenio mengedarkan pandangannya mencari-cari siapa sumber suara yanh memanggilnya.

"Oh elu, kenapa?" tanya Jenio saat Gre menghampirinya.

"Boleh gak Gre nebeng?" tanya Gre malu-malu membuat Jenio tertawa.

"Why not? Tapi tunggu pacar gue dulu," sahut Jenio yang langsung Gre angguki.

Tak lama Anissa datang menenteng banyak sekali tote bag, dengan sigap Jenio membantu Anissa. Entah kenapa pemandangan ini membuat Gre ingin menangis. Gema juga semanis itu.

"Eh ada Gresea, nebeng ya? Yukk." Dengan antusias Anissa menarik Gresea masuk ke mobil. Jenio hanya geleng-geleng kepala ikut masuk ke dalam mobil.

"Lho kok kamu ikut di belakang bii? Depan!" pinta Jenio sembari melirik Gresea dan Anissa. Anissa langsung menggeleng. "Ih apa bedanya sih!" tolak Anissa membuat Jenio menghela nafas.

"Di depan atau aku gak mau jalan," ujar Jenio kekeuh membuat Anissa melotot. Melihat itu Gresea tertawa, Gema juga kadang seperti itu.

"Kak Anissa di depan aja, Gre gak papa," timpal Gre membuat Anissa menghembuskan nafas, ia dengan kssar membuka pintu mobil dan beralih ke depan.

Saat mobil sudah berjalan, Gre ingin sekali mengatakan untuk membuntuti Gema, tapi ia tidak punya nyali sebesar itu. Mereka sahabat dan sepupu Gema.

----

Gemaa
I need you
Kamu udah selesai less?

Gre tahu betul jadwal Gema hari ini tidak ada less. Namun ia percaya mungkin Gema ada jadwal baru dan lupa mengatakannya.

Saking bucinnya, Gre sangat tahu semua tentang Gema ... Gre bahkan tahu jadwal tidur Gema yang seharusnya. Percayalah Gresea sangat takut kehilangan Gema.

Tak lama Gema centang dua biru, keterangannya-pun online. Gre tersenyum merekah.

5 menit.

10 menit.

Pesan itu hanya dibaca oleh Gema.

Gresea memejamkan matanya, kenapa hanya dibaca?

"Gak Gre! Lo harus positif mungkin ajakan Gema masih ada guru di tempat lessnya?"

Walau ucapan itu meluncur tapi otak dan hatinya mengatakan sebaliknya, kemungkinan-kemungkinan saat melihat Gema bersama orang lain diatas motor membuat kepercayaan Gre makin larut makin memudar.

Gemaa

Ceklis satu, seakan Gema tidak ingin diganggu setelah membaca pesannya Gema langsung mematikan handphonenya.

"Sakitt ... kenapa Gema berubah secepat ini?"

Gresea memilih membuka lembar kosong tak bergaris itu, lembar yang tampak kekuningan mengusang.

Aku lupa, Tuhan mampu membalikkan hati manusia sekejap mata. Menutupi rasa sebelumnya tanpa kata.

Gresea tosca.
Si laut yang merindukan bunyinya.

Tulisnya, Gre lalu merobek kertas itu dan menempelkannya di dinding yang juga berisi banyak tulisan-tulisannya yang lain.

Gre membuka laptopnya, menekan aplikasi lagu. Satu persatu matanya memilih lagu yang mampu membawanya ke ketenangan.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang