39🐄

2.9K 149 8
                                    

Sekuat hati, menjagamu tetap ada di sisi.
Tak sampai hati melepasmu pergi.
Rasa cinta yang sangat besar di hati.
Cinta Keadaan - Trisouls.

"Lalu? Kamu masih ngapain disini?"
"Em- Ge-Gema nungguin Gre Tante, iya nungguim Gre ... Gema udah janji."

Gema menjawab sendikit gugup gertakan dari Tira, sore ini mereka memang datang setelah memyelesaikan urusan-urusan mereka.

"Sabar Ibuu, kita harusnya terimakasih sama Gema mau nungguin Gre."

Gema sedikit tersenyum mendengar pembelaan dari Fath, Fath memang mencoba biasa saja karena ia merasa ini permasalah muda-mudi, walau tentu saja ia tak terima anaknya dibuat sakit oleh orang yang selama ini ia begitu banggakan dan percaya, percayalah membangun suatu kepercayaan itu sulit.

"Memang harusnya begitu!"

Tira kembali menatap Gema tak ramah, "mending kamu pulang! Kamu udah gak diperluin," sambung Tira sebelum berlalu pergi menyisakan Gema yang ketar-ketir.

"Saya masuk dulu."

Gema tersenyum masam dan mengangguk, ia menendang udara di depannya. "Arghh! Kenapa gue bodoh banget sih."

Ia terduduk di kursi tunggu depan ruangan, ia hanya mampu menghela nafas dan mengatur emosinnya. "Mending gue beliin makanan."

Gema sumringah, ia akui ini salah satu metode untuk meluluhkan kembali hati-hati yang membeku itu. Gema tersenyum sedikit bersyukur karena Gritt tidak ikut, atau kalau tidak maka akan semakin kacau keadaan yang sudah kacau ini.

---

"Kamu gak diapa-apainkan sama dia? Coba lihat sembab gak?"

Tira memeriksa muka Gre dengan berlebihan membuat Gre menghela nafas. Sementara Fath hanya geleng-geleng menurutnya ibu Gresea itu berlebihan.

"Lho ... lho ini apa sembab gini? Dia ada macem-macem?" kecam Tira melihat mata anaknya sedikit sembab, mendengar itu Fath sedikit tertarik, ia berdiri dan menghampiri brankar anaknya. "Kamu diapain Nak?" tanya Fath tegas.

Tira mengangguk, "nah benerkan! Buaya itu si Gema ... kenapa juga dulu aku baik-baikin!"

Gresea menghela nafas lagi, "harusnya kalian juga lihat sembab Gema yang lebih gede."

Tira dan Fath menegang, mereka saling pandang dan menyerngit. "Yaudah ... yaudah, Ayah gak permasalahin lagi, dia baikkan jaga kamu?" tanya Fath mengalihkan pembicaraan.

Gre mengangguk antusias, "dia bikin Gre gak stress lagi ... Gema juga janji bakal hentiin terapi Gre buat hari ini aja," papar Gre bahagia yang mau tak mau dibalas senyuman oleh kedua orangtuanya.

Mereka mau tak mau mengiyakan titahan Gema karena terlalu memaksa malah membuat mental Gre jadi tertekan.

Ceklek.

"Om, Tante ... maaf Gema ganggu, Gema bawain makanan, kalian pasti laper," ujar Gema tersenyum ramah dan menaruh makanan itu di meja sofa yang tersedia diruangan.

Tira yang melihatnya memutar bola mata malas, semua tingkah ramah Gema sekarang di matanya tak lebih dari cari perhatian. "Sok perhatian, gak akan luluh aku!"

"Eh hehe, di-dimakan Om-Tante."

Gema tersenyum miris, dulu ia tak perlu repot-repot sampai seperti itu, tinggal berbicara dan mereka akan tersenyum lalu memuji. Gema lagi-lagi menghela nafas, sudah tidak berguna ia menyesal.

"Eh, kalau gitu saya dan istri saya makan diluar sajaa ... kalian berbicara dulu, sebelum Gema pulang."

Gema menunduk mendengar ucapan Fath, itu pengusiran paling halus yang pernah Gema dengar dalam hidupnya. Ia terus memperhatikan pasangan pasutri itu mengambil makanan yang ia belikan dan keluar dari sana.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang