Bell pulang sekolah terdengar 15 menit lalu, Gre sudah keluar gerbang dan berjalan agak jauh dari gerbang. Sayangnya sedari tadi ada mobil yang ingin sekali Gre bakar orang yang mengemudikannya.
"Gre pulang bareng aku yukk!"
"Gak!"Gema menghela nafas, mukanya sudah suram tak ada semangat hidup karena Gre bahkan tak meliriknya. Namun, tak lama Gema kembali tersenyum sumringah.
"Ijinin aku berjuang yaa!" Mendengar kata-kata itu Gre menoleh walau langkahnya masih ia pertahankan. "Ngedenger itu gue makin jijik tahu gak? Buat apa sih lo sok-sokan berjuang kalo akhirnya mau nyakitin lagi?"
Setelah mengatakannya Gre berlari seperti orang bodoh sekencang-kencangnya seakan mobil Gema yang bahkan jenis SPORT itu tak dapat mengejarnya. Melihat itu Gema terkekeh, ia dengan santainya melajukan mobilnya namun tetap saja Gre dapat terkejar.
"Naikk Gre! Ata-"
"ATAU APA HAH? DENGER YAAA GEMA GUE GAK PEDULI LAGI SAMA LO! KITA LAGI BREAK LO BISA GAK SI NORMAL HARI INI AJA!"Gema menghela nafas, hari ini Gre harus pulang dengannya apapun yang terjadi dan apapun bentuk penolakan dari Gre.
"Yang kita gak boleh berlarut-larut."
"Terserah!""GEMAAAA!"
Baru Gema akan membuka mulutnya menyanggah ucapan Gre, Gema dikejutkan dengan teriakan Bu Mawar yang berlari terpogoh. Gema meringis, ia ngeri Bu Mawar kurus. Demi menghormati gurunya, Gre dan Gema sama-sama menghentikan lari mereka.
"Kenapa Bu?" tanya Gema yang memilih turun dari mobil, menghampiri Bu Mawar yang sudah ngosh-ngoshan di sebelah mobilnya.
Bugh.
Bu Mawar memukul lengan atas Gema, ia menatap Gema tajam. Gre menyerngit, kenapa lagi dengan Gema dan Bu Mawar.
"Kamuu! Bully murid saya yaa!"
Bu Mawar berseru dan menunjuk Gema masih dengan tatapan tajam. Gema menyerngit, bagian mana bullynya sih?
"Lhoo kok Ibu fitnah sih?" Gema terdengar memprotes, tentu saja ia tidak pernah membully Gre. "HEII! IBU LIAT KAMU SURUH DIA LARI DAN KAMU PAKE MOBIL? MASIH MAU NGELAK KAMU HA!"
Gema membelalak, ingin sekali ia tertawa namun ia urungkan bukan waktunya tertawa yang ada ia akan berteman dengan hukuman lagi. "Saya nawarin dia Bu, biasa Bu ... cewek lagi marah."
Gema menaik turunkan alisnya menggoda membuat Gre tersipu malu sekaligus marah dan Bu Mawar yang memberi gesture ingin muntah.
"Ngomong-ngomong 'marah', hahaha kan apa saya bilang pacarnya Gema! Gema gak akan setia. Buktinya selingkuhkan? Ketua yayasan aja sampe tahu saking gemparnya."
Bu Mawar tertawa mengejek kearah Gresea membuat Gresea kikuk. Kenapa pembahasamnya malah kesitu sih?
"Iya Bu, nanti saya pu-"
"Jangan ngomong kalimat haram yaaang!""Heleh! Jangan tertipu sama si Gema, dan kamu Gema! Besok datang awal bersihin koridor utama!" Belum sempat Gema menyanggah ataupun menolak, Bu Mawar sudah melotot membuat Gema ciut. "Jangan nolak! Kalo gitu saya pulang dulu, kalian hati-hati."
Gema dan Gre mengangguk, diam-diam Gema memegang pergelangan tangan Gre sangat erat sembari menatap Bu Mawar yang berbalik arah untuk pergi. Gre mendengus, ia mencoba melepaskan genggaman erat Gema.
"GUE GAK MAU PULANG SAMA LOO!" Gre berteriak masih mencoba melepaskan cekalan erat Gema. Dipastikan tangannya memerah.
"Sayangnya gue mau lo nurut!" kecam Gema, ia menarik Gre yang masih memberontak ke dalam mobil. Membuka pintunya dan dengan asal mendorong Gre masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...