13🐄

1.5K 151 7
                                    

"Kak Gemaa," teriak Vanilla yang sudah berlari mengejar langkah Gema. Gema-pun terpaksa berhenti dan menatap bingung ke arah Vanilla.

Gema mengangkat alisnya. "Kenapa?" tanyanya to the point.

"Just it?" sahut Vanilla sendu. Ia tak menyangka respon Gema kampret akan seperti itu.

"Lalu aku harus apa?" tanya Gema sembari melanjutkan jalannya.

"Kabar Ibu Kak Gema gimana? Adek aku udah sehat kok." Vanilla berlari mensejajarkan langkahnya dengan Gema.

Gema menoleh dan tersenyum. "Ibu gue baik ... udah dijenguk calon mantunya soalnya."

"Calon mantunya aku yaa!" sela Vanilla antusias. Gema spontan menggeleng.

"Gresea Tosca, jangan terlalu percaya diri yaa ... kalo jatuh lo gak pake parasut soalnya," papar Gema sembari menepuk-nepuk kepala Vanilla yang asik meringis. Setelahnya ia berlari meninggalkan Vanilla.

"Kak Gemaaa," jerit Vanilla berlari mengikuti Gema.

Hari ini hari minggu, latihan panah dilakukan pada jam 15.00 ... Gema tadinya ijin ke toilet dan bagaimana bisa Vanilla mengikutinya?

Ia sebenarnya merasa bersalah, namun ia lebih merasa bersalah jika menyakiti Gresea.

Gema berlari cukup kencang sampai ke lapangan, ia mengatur nafasnya. "Abis ini gue harus searching cara bikin zodiak pisces ilfeel," gumamnya sembari menaikkan lengan baju kanannya ke atas.

"AAAAAAA."

"Kenapa?" Dengan sigap Gema menatap mereka yang berteriak, rata-rata suaranya cempreng. Pasti kaum hawa.

"KAK LENGANNYA MULUS ... SKINCARENYA APA?" teriak salah satu cewek membuat Gema tersenyum usil.

"Udah pemanasannya? Gue mau yang teriak tadi ulangin pemanasannya," ujar Gema membuat semua cewek bersorak tak terima.

Gema hanya mengedikkan bahu, ia mengambil buku uang kas Anissa yang tergeletak sembarangan dan berjalan ke arah Gre yang asik menatapnya.

"Kenapa ditatap terus yang? Candu ya?" goda Gema saat mereka masih di radius 1 meter. "Enggak," elak Gre yang langsung menundukkan muka merah meronanya.

Gema tergelak, "hahaha ... kamu sampe merah gini pasti gara-gara kepanasan nih." Ia menangkup dua pipi Gre dan menguyel-unyelnya.

Gre makin merona dan malu, apalagi mereka sudah dilihat oleh seluruh peserta eskul.

"Kamuu keringetan, aku kipasin ya?" tawar Gema lembut dan mulai menggerakkan buku legend Anissa.

"GEMAAAAA BUKU GUEEE!" teriak Anissa yang melihat bukunya sudah diperlakukan secara tidak hormat oleh Gema.

"Bii cuma buku," ujar Jenio membela sahabatnya membuat Anissa mengeluarkan tanduk.

"Dasar cowok sama ajaa!" desis Anissa dan kembali melanjutkan pemanasannya.

Gema hanya terkekeh mengejek dan kembali mengipasi muka Gre. "Kamu pemanasan aja, aku teduhin dari sini," ujar Gema yang mau tak mau Gre angguki.

"Yang lain kalo gak serius pemanasannya ... push up 5 kali!" tegas Gema menatap mereka satu-persatu.

"Cantikk," gumam Gema yang sengaja berbisik di telinga Gre. Ia mencondongkan mukanya sembari menatap Gre dengan senyum manis.

"Gemaaa aku maluu," rengek Gre membuat Gema terkekeh.

"Yang aku capek ... duduk sinii!" ajak Gema dan tanpa persetujuan menarik lengan Gre untuk duduk.

"Eeeeh Gemaa gak enak," ujar Gre yang melihat pelatih baru datang, membuat Gema tergelak.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang