Ting tong.
Yang barusan menekan bell itu Gresea, ia menekan bell rumah Gema ... hari ini Gresea datang kerumah Gema. Tidak ada maksud apa-pun, ia hanya kangen. Oke Gre malu mengakui itu.
Ceklek.
Pintu terbuka menampilkan gesture Gema. Gre yang menunduk lantas mendongak ... mau kemana Gema serapih ini?
"Eh kamu kok gak bilang?" tanya Gema yang langsung memeluk Gresea.
Gre tersenyum. "Aku bawain kamu makan." Gre berbisik, Gema tersenyum dan mencium pipi Gema.
"Aku bawain kamu cinta," sahut Gema membuat Gre memukul bahu cowok itu. Gema tertawa terbahak-bahak lalu menarik Gresea masuk.
"Lho ada Vanilla?" tanya Gresea terkejut. Gre menatap Gema horor meminta penjelasan.
"Dia kenal sama Mama, kebetulan Mama udah pulang eh dia malah gak mau pulang." Gema menggaruk lehernya karena berbohong. Gre hanya menghela nafas dan tersenyum, ia malas bertanya lebih detail dan berakhir ribut.
"Kamu sudah boleh pulang!" tukas Gresea tersenyum manis. Vanilla tersenyum kikuk dan mengangguk.
"Eeeh yang! Nanti Mama mau kesini lagi dia nungguin Mama," sela Gema membuat Gre menahan nafas lalu mengangguk.
Percayalah Gre sedang menahan tangisannya, Gema mengecewakannya. "Aku ambil piring di dapur dulu," lirih Gresea saat tak dapat membendung air matanya.
Melihat muka merah padam Gresea yang sudah berlari bahkan tak duduk dulu membuat Gema langsung berlari mengejarnya. Sementara Vanilla hanya menghela nafas, ia tak salah! Ia menyukai Gema dan sedang memperjuangkannya.
Gresea menutup pintu dapur, luruh di baliknya dan menangis. "Sakitt banget hiks ... sakitt."
Gresea mengusap air matanya kasar. Ia menangis, entah menangisi apa, hanya ingin menangis.
Gema yang dari luar sudah mendengar isakan Gresea ikut meluruh di balik pintu yang lain.
Ceklek.
Gema menjauh dari sisi pintu, ia mendongak menatap msta Gre yang sama merahnya dengan matanya.
"Kamu terluka Gresea?" lirih Gema yang langsung memeluk Gresea lalu menangis.
Gresea menutup matanya. "Aku gak mau lepasin kamu tapi kamu terus nyakitin aku Gema."
Gema menggeleng. "Aku udah jelasin yang," kekeuh Gema membuat Gresea tertawa berderai air mata.
"Kamu jadiin aku wanita terbodoh kalo harus percaya sama kamu!" Gresea mendorong Gema, ia berjalan lebih dulu dari Gema.
Gema mengusap wajahnya kasar, ia tak mau kehilangan Gresea ... namun ia tak mau menjauh dari orang yang memberinya kenyamanan.
Sementara Gre mengusap air matanya, tidak boleh pelakor tidak tahu diri itu tahu ia menangis. Ia akan sarkasme mulai sekarang.
"Haii ... makanannya belum kamu sentuhkan?" tanya Gresea dengan senyum manis membuat Vanilla ikut tersenyum walau heran. "Belum kok Kak kenapa?"
"Kamukan punya pelet, nanti kalo kamu nyentuh makanan ini makin kuat peletnya." Gresea masih tersenyum menatap Vanilla yang sudah menunjukkan muka marah.
Tak lama Gresea tertawa terbahak-bahak, semakin menjadilah kebingungan Vanilla. "Aduuh kamu tegang banget, aku bercanda kok."
Gresea memang bercanda, ia yakin Gema tidak punya hubungan apapun dengan Vanilla ... ia hanya cemburu. Gema-pun tetap mempertahankan ketidak percayaan Gresea, biarkan Gre hanya cemburu dari pada tahu sebenarnya. Entah apapun nama hubungannya dengan Vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...