"Gue gak kuat kak hikss gue beneraaan gak kuat lagi."
Gritt hanya mampu menghela nafas. Ia mengusap surai lurus adiknya yang terus tersedu, posisi Gre tengkurap di ranjang bahkan beberapa kali kaki dan tangannya sudah mengacak-acak selimut dan bedcover.
"Ck namanya juga cinta monyet, ya lo anggep aja dia lagi penjajakan. Gak usah terlalu dipikirinlah. Kalo dia selingkuh kenapa lo gak selingkuh juga," ujar Gritt dengan enteng membuat Gre membuat gerakan menendang. "Ish! Mbak tuh gak pernah paham."
Gritt terkekeh, pikirannya memang melihat Gre hanyalah remaja labil biasa. Ia berpikir kalo memang sudak break dan bahkan Gre meminta putus lalu apa yang harus dikhawatirkan? Memang remaja membuat semua rumit hanya dari dalam pikirannya.
Tok tok tok.
Ceklek.
Gre dengan cekatan duduk dan menghapus air matanya. Itu Mamanya, kenapa juga Mamanya harus libur menemani Ayahnya dinas?
"Lhoo anak Mama kok nangis?"
"Emm gak kebagian album NCT Mah."Tira menghampiri kedua anaknya, ia duduk di samping Gritt dan langsung memeluk Gre, anak keduanya. "Cup, cup nanti kita ke agensinya langsung. Kamu gak boleh nangis lagi."
Gre mengangguk tak seantusias para k-pop, karena nyatanya NCT belum mengeluarkan album baru. "Hmm makasi Mah."
"Ehh udah dong jangan sedih-sedih lagi! Dibawah ada Nak Gema, aduhh menantu Mama makin ganteng aja." Tira tersenyum, ia berdiri dan sedikit meloncat antusias. Gre memutar bola mata malas tanpa ibunya ketahui, Gema sudah meracuni pikiran orangtuanya.
"Mau apa dia?" Tira menyerngit saat mendengar suara ketus anaknya. "Kamu jangan ngambek-ngambek gitulah ke Gema! Susah lho nyari cowok kaya Gema."
Gre memutar bola mata malas, "banyak kali di pasar."
"Huss! Kamu nih omongannya dijaga dong sayaang, dia pacar kamu lho!"
"Udaah sih! Mama biarin Gre urusin masalahnya sendiri! Lo juga Gre udah sanaa!"Belum sempat Gre menimpali, Gritt lebih dulu memisahkan mereka. Ia menarik Gre untuk turun dari ranjang dan membawanya keluar kamar.
"Semoga berhasil adek manis."
Brugh.
Gritt menutup pintunya dengan seenaknya padahal itu kamar Gresea. Melihat itu Greseae membelalak, "KAKAK KELUAR DARI KAMAR GRESEA!"
Setelah berteriak, Gresea turun ke lantai bawah dengan kasar. Beberapa kali ia menghentak menunjukkan bahwa ia sangat sebal dengan semua hal.
Dan sekarang ia berdecak melihat Ayahnya mengobrol dengan mantannya, orang yang paling ia benci saat ini.
"Nah itu Gre, Gre sayaang ini lho kasian Nak Gema nunggu lama."
"Ya biarinlah! Suruh siapa kesini."Fath hanya tersenyum maklum dengan kelakuan remaja, masalah apalagi ngambek-ngambekan seperti ini menurutnya biasa, belum tahu saja kalau Gema yang ia banggakan itu sudah memainkan putri yang ia jaga.
"Yasudah Ayah masih ada kerjaan, mari nak Gema."
"Iya Om, hati-hati."Fath tampak mengulum senyum lagi, ia lantas beranjak dari sofa untuk pergi dari sana tidak mau mengganggu muda-mudi yang akan berpacaran itu.
Gema berdiri saat Gre masih berdiri cukup jauh darinya, tampak enggan walau hanya untuk duduk di radius satu meter-pun darinya.
"Jangan mendekat Gema Langit! Lo punya otak gak sih? Atau otak lo emang gak pernah tercipta? Hah? Gue serius ngomong kalo gue sakit hati sama lo Gem, lo emang gak pernah nanggepin gue serius ya? Mulai dari hati, hubungan SEMUANYA TENTANG GUE LO BER-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...