Karena pertanyaan semalam, Gre marah kepada Gema. Apalagi Gema yang tidak membuka mulut dan mengalihkan pembicaraan.
"Hatchim."
Gre menggosok hidungnya yang gatal, badannya demam dan hidungnya tersumbat. Gre memilih duduk mengambil bajigur yang Gritt buatkan.
Tok tok tok.
"Hmm mas- hatchimm."
Ceklek.
Suara pintu yang di buka perlahan mengalihkan atensi Gresea. Saat dirinya duduk, matanya sudah terasa berat dan kepalanya terasa pusing. "Hngg ih gatel banget hidungnya," rengek Gre kembali menaruh gelas bajigur itu.
"Dek ... di bawah ada Gema," ujar Gritt. Gre hanya memutar bola mata malas, mau apalagi sumber kemarahannya itu.
"Diaa keliatan pucat lho dek, hidungnya juga merah. Pas dia salim sama Mama, kata Mama badannya panas banget."
"Cowok kok lemah."
Tak Gre pungkiri hatinya khawatir mendengar ucapan Gritt. Mereka dibawah hujan berjam-jam, mustahil hulk sekalipun tak sakitt.
"Kamu temuin dia gih, kasiaan."
"Iya nanti Gre kebawah."
Gre kembali bergelung di selimut, malas menemui muka buaya darat yang mengatakan akan menyakitinya lagi itu.
Oh iya, Gre baru dapat tadi pagi ... pantas emosinya melunjak drastis. Gritt hanya mampu menghela nafas dan berjalan keluar kamar. Ia menuruni tangga menatap Gema yang sudah menatapnya juga.
"Gimana Kak?"
"Aduh kamu sama Kakak aja yaa ... hehe kita kencan," genit Gritt yang langsung dibalas tawaan lemah oleh Gema.
"Nanti makin marah Grenya." Gritt menghela nafas. "Kamu langsung aja deh kesana!"
Gema hanya terkekeh. "Kalo gitu Gema ke atas dulu yaa," ijin Gema, ia lalu berjalan menaiki tangga.
"Hadeeh dasar ABG." Gritt tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkah para anak baru gede itu.
----
Tok tok tok.
Gre menyerngitkan kening mendengar ketukan pintu, tak biasanya Gritt mengetuk pintu. Ia menyibak selimut yang masih menutupi seluruh dirinya. "Terserahlah, mungkin udah belajar tatakrama."
Ceklek.
Gre menoleh horor pada pintu hang terbuka, ia menghela nafas saat tahu yang datang bukanlah jin tapi raja jinnya.
"Mau apa?" ketus Gre.
"Heraan deh aku yang, kamu gini juga masih tetep cantik."
Gre bersikap seolah-olah muntah, ketahuilah ia mencoba menahan semu merah di pipinya, bagaimanapun ia akan tetap baper saat dibilang selalu cantik. Gema terkekeh, ia mendekat ke arah Gresea dan duduk di pinggiran tempat tidur.
"Sakiit kamu parah?"
Mendengar itu Gresea jadi ingat, Gema juga sakit ... ia sedikit pucat. Gre hanya memutar bola mata malas.
"Gara-gara kamu," sahut Gre ketus. Gema hanya menggeleng sambil tertawa. "I'am sorry make you jealous, trust me darl ... only you."
Gema memegang tangan Gre dan berkali-kali mengecupnya. Gre hanya mampu menutupi sebagian wajahnya dengan selimut. Apapun hal yang Gema lakukan akan selalu membuat hatinya meledak.
"Aku gak suka kamu sama diaa ... di depanku atau pun di belakangku, mulai sekarang kamu gak boleh deket sama dia jarak 5 meter."
Ijinkan Gresea antagonis demi mempertahankan hubungan mereka. Ia terlalu takut kalah dari Vanilla dan terlalu takut kehilangan Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...