"YAAAANG ... KAMU TEGA AKU PANAS-PANASAN?"
Gre menutup telinga ketika suara Gema yang tak gentar meneriakinya. Ia melanjutkan membaca novelnya dan malah menyalakan musik.
"Yaaang keluarr pleasee, maafin aku," harap Gema yang suaranya sudah tak sekeras tadi.
Gre menghela nafas. Ia menutup novelnya dan membuka jendela kamarnya.
"Kamu udah gila Gema?" ketus Gre saat melihat Gema yang asik tersenyum.
"I crazy about you baby," ucap Gema membuat Gre menghela nafas. Ia menutup jendelanya dan berlari ke luar rumah menghampiri Gema.
"Kenapa sih? Aku cuma mau baca novel ... mending kamu pulang!" usir Gre membuat Gema mengerucutkan bibirnya.
"Yaaah kok pacar gantengnya diusir?" tanya Gema percaya diri membuat Gre memutar bola mata malas.
"Kamu kaya nasi yang udah tiga hari Gema," ungkap Gre sembari melayangkan tatapan kecewa. Gema menggaruk lehernya salah tingkah.
"Dihangatin di magic.com dong yang biar masih bisa dimakan," ujar Gema mencoba mencairkan suasana, ia menarik Gre untuk duduk di rumput yang sengaja ditanam itu.
"Kamu marah," ungkap Gema sembari mengelus rambut Gre. "Kamu juga kegerahan," sambungnya sembari terkekeh.
"Gemaa aku sakit hati," lirih Gre yang memilih menghindar dari pandangan Gema. Gema hanya mampu menghela nafas dan mengambil tangan Gre untuk ia genggam.
Cup, cup, cup.
"Pemilik tangan ini udah aku kecewain, tapi jujur ... aku selalu mencintai dia," ungkap Gema sambil terus menciumi punggung tangan Gre.
"Asal kamu tahu Gema, aku gak butuh ucapan manis ... aku butuh alasan," ujar Gre mengambil kasar tangannya.
Gema memejamkan mata, ia akan berbohong. Mana mungkin ia mengatakan ia lupa dengan pacarnya dan mengantarkan cewek lain.
"Urusanku sampai larut, pas sampai halte kamu gak ada," alibi Gema membuat Gre menghela nafas.
"Genius liar!" cetus Gre menatap tajam Gema. "Gak biasanya kamu gini!" seru Gre dengan suara meninggi, Gema menutup matanya.
"Trust me, dalam hubungan harus ada kepercayaankan?" bujuk Gema yang hanya Gre balas dengan gelengan remeh.
"Kamu nyuruh aku percaya ... apa kamu udah setia?" tanya Gre menskak setiap ucapan bual Gema.
"Yaang ... aku minta maaf."
Tidak ada jurus paling ampuh selain merengek, Gema sekarang akan merengek dan menempeli Gre sepanjang hari.
"Aku maafin kamu ... itu doangkan yang kamu mau? Jadi silahkan pulang," ujar Gre yang memilih beranjak dari duduknya meninggalkan Gema yang asik meringis.
Gema memandang punggung Gre dengan perasaan berkecamuk. Kenapa Gre sekarang berubah? Gema menggelengkan kepalanya. Tidak! Ia tidak boleh berkata seperti itu.
Gema segera berlari mengejar Gre yang sudah masuk ke dalam rumahnya dan menuju kamar.
"Yang ... kamu masih marah?" tanya Gema hati-hati saat sudah berada di dekat Gre. Gre memilih melanjutkan membaca novel.
"Yang ... dalam setiap hubungan pasti ada keretakan ... kita tinggal cari lemkan?" Gema sudah berjongkok di depan Gre yang duduk di ranjangnya.
"Aku minta maaf, mungkin tanpa sengaja aku bakal ngasih kesakitan ... tapi aku sayang kamu Greseaa. Pleasee lihat aku," lirih Gema yang sudah memeluk pinggang Gre erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Boy✅[LENGKAP]
Teen Fiction[cover by : Diitsme] "Hai gue Gema Langit. Hobi gue? Bucin sama Gresea, manah hati Gresea. Intinya hobi gue mencintai Gresea sepenuhnya. Cuma itu ... kurangnya buat lo, lebihnya buat gue." Punya pacar sangat bucin adalah suatu kebahagiaan, seperti G...