23🐄

1.3K 116 27
                                    

Masalalu atau yang sekarang? Yang akan kamu pilih untuk masadepan?

"Gimana sama pacar Kak Gema? Apa udah ada kabar?"

"Belum ada, bukannya lo seneng? Kita jadi ada waktu bebas berdua."

Vanilla tersenyum, ia mengakui bahwa ia sangat senang bisa berdua dengan Gema. Menikmati sisa hari seperti ini tanpa ada gangguan dari Gresea.

Gresea 3 hari ini tidak masuk, alasannya sakit. Namun, Gema tak menemukan siapapun dirumah Gresea. Sudah, Gema tak sampai berpikir kalau orang sakit tidak ada dirumah ya dibawa kerumah sakit.

Gema sibuk mengelus rambut Vanilla. Mereka baru selesai latihan panah, yang lain sudah pulang. Namun Gema dan Vanilla memilih menghabiskan waktu di depan sekolah di samping gerobak cimol.

Orang-orang sekolah bukan buta, mereka melihat Gema malah dekat dengan Vanilla. Mereka juga semakin menatap Vanilla dengan cibiran.

"Gimana hari Kakak?" tanya Vanilla yang sudah meletakkan bahunya di bahu Gema.

Ini yang Gema suka, Vanilla selalu bisa membuatnya nyaman hanya karena sebuah pertanyaan. "Gue sedikit gak suka sifat Gresea yang ilang-ilangan."

"Itu namanya rindu." Vanilla juga pengertian. Ia dapat mengerti Gema.

"Hahaha lo bisa aja, buruan pulang udah maghrib," ujar Gema, ia berdiri mendekat ke motornya. "Ini helm Gresea, gak apa-apakan bekas Gre?"

"Harusnya baru hehe." Vanilla terkekeh, ia mendekat ke arah Gema yang sudah siap memakaikannya helm.

Sementara dua sejoli dibalik pagar itu melihat dan menatap mereka dengan pandangan tak dapat diartikan. Sampai Gema dan Vanilla melaju, mereka masih menatap tempat tadi mereka berdiri.

"Bii, Gresea yang pasti paling terluka," ujar Nissa membuat Jenio mengangguk. "Aku kasiaan," sambung Nissa melirih.

Ia menatap Jenio yang masih menunjukkan senyumnya. "Aku rasa, cuma waktu yang bakal bikin Gema nyesel. Itu bukan hak kita untuk ikut campur."

"Kok kamu kaya ngebela si Gema sih? Emang yaa! Cowok gak cukup satu cewek doang." Anissa menggerutu sambil berjalan meninggalkan Jenio yang hanya bisa menghembuskan nafas.

"Yamg sempurna kaya Gresea diselingkuhin, mana selingkuhannya jelek banget. Sadar gak sih para cowok! Mereka selingkuh sama yang lebih jelek itu bikin kita-kita para cewek gengsi, buta emang yang namanya cowok."

"Kita jenguk Gresea?" tanya Jenio pada Anissa yang asik mengeluh akan cowok dan selingkuhannya.

"Nah! Cowok juga bodoh, emang otak kalian sekecil apa sih? Sampe Gema malah masa bodoh Gresea gak ada dirumah."

Anissa tentu tahu Gresea masuk rumah sakit karena teman kelas Gresea juga sudah menjenguk. Gresea bukan hilang dari peredaran namun Gema yang kehilangan otak.

"Iyaaa-iyaa, naikk!" titah Jenio yang sudah siap melaju.

"Pakeein helmnya," rengek Anissa manja. Jenio hanya tersenyum lantas memakaikan helm untuk Nissa.

----

"Jangan sampai penyakit gagal ginjal pasien sampai ke komplikasi jantung. Sebisa mungkin kecerobohan seperti ini harus dihindari, oke Gresea Tosca?"

Deg.

Anissa dan Jenio yang baru sampai terkejut mendengar penjelasan dokter dari dalam ruangan.

"Yang, Gema bakal nyesel banget." Anissa sudah membekap mulutnya menahan tangis, sungguh Gresea malang sekali.

Jenio hanya mampu mengelus punggung Anissa menenangkan. Entah apa yang akan terjadi pada hubungan Gema dan Gresea setelah ini.

"Aku telfon Gema dulu." Jenio memilih menelfon Gema untuk mengatakan bahwa ia sudah menemukan Gresea. Masalah penyakit Gresea, ia pikir itu bukan hal yang harus ia ceritakan.

Bucin Boy✅[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang