49. Secret

4.2K 471 126
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Jisoo baru direkrut menjadi baby sitter dua hari yang lalu. Namun, gadis itu tak henti-hentinya menganga takjub dengan kediaman yang dia tempati. Bak istana dalam negeri dongeng, apapun yang diinginkan bisa di dapat. Selain itu, nilai plusnya salah satu pekerja di situ sangat tampan dan masih muda. Bahkan, seusia dengan Jisoo. Pria itu selalu menjadi incaran para pelayan muda dan janda. Iya yang sudah tua pun masih suka tebar pesona.

Sang objek yang bukan lain adalah tukang kebun berparas tampan tersebut hanya menimpali dengan senyuman sekadarnya. Meskipun digoda habis-habisan, pria itu tetap memberikan senyum andalan. Ya kata lain dari menolak secara halus. Itupun kalau orang-orang yang ditolak sadar.

"Taeyong, berapa lama kau bekerja di sini?" Jisoo bertanya sembari menggendong anak yang dia asuh. Baru berumur satu setengah tahun dan sedang dalam masa imut-imutnya.

"Hampir satu tahun." Jawab pria itu kalem. Pembawaan Taeyong memang tenang dan selalu sopan. Jika ditanya senyeleneh apapun itu, pasti sebisa mungkin dijawab.

"Gaji di sini besar ya?" Jisoo bergumam lebih ke dirinya sendiri.

"Namanya orang kaya, pasti memberikan gaji yang cukup."

Gadis itu mengangguk-angguk kecil tanda paham. Setelahnya Jisoo tidak membuka suara lagi dan hanya fokus pada bayi yang sedang terlelap dengan botol dot yang belum mau dilepas. Benar-benar menggemaskan dan membuat Jisoo terkadang ingin menciumi pipi gembulnya terus-menerus.

"Sedang membutuhkan uang ya? Usiamu sepertinya masih muda."

"Ya begitulah." Gadis itu menatap Taeyong muram. "Pekerjaan tercepat yang kutemukan hanya ini."

"Semoga bisa mencukupi." Taeyong tersenyum tulus.

Gadis itu membalas dengan bergurau, "Sepertinya setelah dia berumur lima tahun?" Keduanya lantas tertawa bersama. Menertawakan nasib orang-orang seperti mereka yang membutuhkan uang. Masalah utama selalu uang.

"Lanjutkan pekerjaanmu, nanti aku dimarahi karena menggangu." Jisoo berucap setelah hening beberapa saat.

"Ini sudah selesai sebenarnya. Hanya memindah tanaman yang potnya sudah terlalu kecil."

"Kalau begitu aku permisi. Mau menidurkan Lou."

"Silakan." Balas Taeyong dengan senyum simpul sebelum fokus ke pekerjaannya lagi. Namun, secara tiba-tiba Jisoo justru kembali dan lebih mendekati pria itu.

"Yong? Memang penghuni rumah ini siapa saja? Aku takut bekerja pada orang yang salah." Bisik Jisoo yang nekat bertanya pada Taeyong. Bahkan, mengabaikan fakta bahwa gadis itu harus segera menidurkan bayi dalam gendongannya.

"Tuan Do, wali kota Seoul, pemilik rumah ini dan sang istri. Lalu putra sulungnya dan istrinya yang anaknya kau urus. Lalu putra keduanya yang bekerja sebagai pebisnis."

"Putra pertamanya juga pebisnis?"

"Sepertinya iya. Mereka sering ke luar kota karena masalah pekerjaan."

"Mereka orang baik-baik?" Pertanyaan Jisoo bukan dijawab melainkan diberi sentilan di dahi gadis itu.

"Kita tidak bisa menilai orang dengan penampilannya." Taeyong terlihat gemas dengan kepolosan Jisoo.

"Siapa tahu kau tahu. Sudah bekerja lama di sini bukan?"

"Hampir satu tahun, belum terlalu lama berarti."

"Waktu yang cukup untuk tahu karakter mereka bukan?"

"Pekerjaanku tidak memungkinkan untuk berinteraksi dengan mereka secara langsung. Kecuali kalau aku menjadi sopir mereka."

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang