51. Yours

5.7K 544 125
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Kenapa begitu?!" Seru Jisoo tidak terima.

"Kau kalah dalam kuis kemarin. Jadi, hukumanmu berkencan dengan Lee Taeyong." Ujar Rose santai.

"Aku memang menerima apapun tantangan kalian karena kuis kemarin nilaiku paling buruk di antara kita berempat. Tetapi tidak berkencan dengan Lee Taeyong juga! Yang benar saja, apa kalian waras?!" Cecar Jisoo dengan wajah penuh emosi.

"Bisa menjadi kekasih Taeyong menakjubkan bukan? Dia tampan dan terkenal." Timpal Jennie dengan seringaian lebar.

"Kalian bertiga saja sudah ditolak mentah-mentah. Sekarang kalian mengharapkan aku ditolak juga begitu? Kalian tidak ingat barisan perempuan yang patah hati karena selalu ditolak oleh Taeyong? Dia dikenal sebagai penolak wanita jika kalian lupa." Desah Jisoo tidak habis pikir dengan ketiga sahabatnya saat ini.

"Siapa tahu kau beruntung di antara kami dan semua wanita yang ditolaknya." Jelas Lisa menjabarkan secara sederhana keinginan mereka.

Jisoo mendengkus keras sebelum berakhir mencibir, "Bagaimana jika aku juga ditolak? Kita akan membuat club 'kumpulan wanita yang ditolak Taeyong' seperti itu?"

"Tidak juga. Sudah, turuti saja kenapa?!" Sergah Rose merasa kesal karena Jisoo sangat keras kepala.

"Kalian menjadikanku alat bukan? Katakan siapa yang membuat kalian kesal? Kalian pikir aku tidak tahu, hah?!" Cecar gadis itu sembari kembali duduk dan menatap ketiga sahabatnya dengan serius.

"Kau tahu jika Wendy sangat sombong karena kedekatannya dengan Taeyong bukan? Padahal hanya modal satu kelas dan bisa sering berinteraksi dengan Taeyong. Kita semua tidak menyukai sikap angkuhnya." Ucap Jennie membeberkan masalah utama yang mendasari ketiganya meminta Jisoo untuk mengajak Taeyong berkencan.

Jisoo mengernyit heran, "Kurasa sikap Taeyong pada Wendy pun sama dinginnya seperti pada perempuan lain. Bagaimana bisa gadis itu sombong?"

"Nah, itu yang membuat kita kesal. Padahal tidak dekat sama sekali, tetapi suka mengaku paling dekat." Setuju Lisa dengan raut gemasnya.

"Maka dari itu, ajak dia berkencan besok saat istirahat." Ucap Rose kembali ke topik awal.

"Aku tidak yakin akan diterima. Detik pertama selesai mengajaknya saja, bisa kupastikan langsung mendengar penolakan." Muram Jisoo menggeleng takut.

"Coba saja terlebih dahulu! Jika kau ditolak, kami juga tidak akan menyalahkanmu." Decak Jennie gemas sendiri.

"Kalian akan mengorbankanku? Sungguh? Tega sekali kalian bertiga." Rengek Jisoo dengan wajah cemberut. Akan tetapi, ketiganya sama sekali tidak merasa iba. Justru dengan kompak memutar bola matanya merasa jengah dengan penolakan berulang Jisoo.

"Hanya mencoba. Lagipula jika kau gagal kami tidak akan membunuhmu." Timpal Rose santai.

"Baiklah, tetapi aku akan mengatakan jika sejak awal semuanya adalah tantangan."

"Pada Taeyong? Kau gila? Kau akan ditolak langsung, bodoh!" Umpat Lisa tidak percaya.

"Iya atau tidak sama sekali?" Balas Jisoo dengan seringaian kemenangan. "Yang terpenting aku sudah mengajaknya berkencan, mau tidak mau, itu haknya bukan?" Imbuhnya sembari beranjak dan dengan cepat keluar kamar Rose. Ya sejak tadi keempatnya memang sedang bermain di rumah gadis itu.

---

Jisoo menarik napasnya dalam-dalam. Gadis itu benar-benar dibuat mati kutu saat berdiri di depan Taeyong. Pria itu memang terkenal akan ketampanannya. Akan tetapi, bukan itu yang membuat Jisoo menciut. Semua orang yang kini memandang ke arahnya yang membuat gadis itu ingin menangis. Kenapa harus di tonton banyak orang? Padahal saat ini mereka ada di koridor kelas. Apa mereka semua berharap bisa menyaksikan drama penolakan saat ini?

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang