21. Revenge

6.9K 578 31
                                    

NB: mengandung unsur kesadisan, kengerian, kekerasan(?) yaa intinya semacam itu

---

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Semuanya hangat sebelum kejadian itu terjadi. Ayah dan ibunya selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah kepadanya. Meskipun ayahnya hanya bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan, kehidupan mereka cukup terpenuhi. Ibunya yang seorang ibu rumah tangga sering kali merawat bunga di taman kecil mereka. Setiap dia pulang sekolah, pasti senyum sang ibu yang sedang berkebunlah yang menyambutnya di rumah sederhana itu.

Semuanya membahagiakan sebelum kejadian itu terjadi. Hidup mereka selalu dipenuhi tawa canda meskipun hanya karena hal-hal kecil. Sekolahnya lancar dan tanpa hambatan. Bahkan dia bisa mendapatkan peringkat satu terus-menerus yang membuat kedua orang tuanya bangga. Ya meskipun dirinya masih bersekolah dasar, pikirannya cukup dewasa melebihi usianya.

Semuanya baik-baik saja sebelum kejadian itu terjadi. Dia adalah anak yang ramah, murah senyum, dan mudah bergaul. Setiap orang pasti mengenalnya dengan anak yang ceria. Hatinya bersih sebersih kapas putih. Tidak ada yang bisa mengotori hal itu karena didikan dari sang orang tua yang mengajarkannya hal-hal baik.

Sampai pada suatu ketika atau kejadian lebih tepatnya, hatinya berubah menjadi gelap, dingin, dan tak tersentuh. Liburan keluarga yang sudah dinanti-nantinya, yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan atas kelulusannya, berubah menjadi bencana. Atau lebih tepatnya tragedi berdarah bagi keluarganya. Entah itu keberuntungan atau bukan karena dia sempat melihat pemimpin pembunuhan kedua orang tuanya itu.

Ya ayah dan ibunya dibunuh di depan matanya sendiri dengan begitu kejamnya. Seolah-olah mereka tidak tau keberadaan anak berusia dua belas tahun yang disembunyikan oleh sang ibu di semak belukar di tepi hutan tempat mereka berlibur. Ya mereka sedang berjalan-jalan di tepi hutan itu yang cukup dekat dengan penginapan yang mereka sewa.

Jika orang-orang kejam itu hanya menembak kedua orang tuanya tepat di jantung mereka, mungkin dia tidak akan terlalu hitam jiwanya. Pasalnya kedua orang tuanya dipukuli dan dihajar terlebih dahulu oleh sekitar empat orang secara brutal. Tubuh mereka dikoyak-koyak dengan pisau setelah tidak bisa melawan. Jeritan memilukan sama sekali tidak terdengar karena sebelum aksi itu dimulai, kedua orang tuanya sudah dicekoki sebuah larutan yang membuat suara keduanya menghilang total.

Takut? Jelas dia takut bukan main. Keluar dari persembunyiannya? Tentu dia sangat ingin melakukan itu semua. Tetapi dia tidak bisa, kakinya kaku hanya untuk sekadar digerakkan saja. Ototnya seolah membeku sampai dia hanya bisa mematung dalam keadaan berjongkok. Bibirnya memucat seiring kekejaman mereka yang tiada usai. Air matanya terus mengalir menatap takut pemandangan yang cukup jauh di depannya itu.

Ingin rasanya dia membantu kedua orang tuanya meskipun pada akhirnya dia akan ikut terbunuh. Setidaknya dia tidak akan ditinggal sendirian. Tetapi nasib tidak mengizinkannya. Bahkan untuk menyentuh kedua orang tuanya untuk terakhir kalinya pun, nasib sangatlah pelit. Keduanya dibawa pergi entah kemana setelah disiksa begitu kejam. Sampai pada akhirnya dia mendengar suara tembakan sebanyak dua kali sebelum muncul api besar yang diikuti tawa beberapa orang. Dan saat itu dia tau, bahkan debu kedua orang tuanya saja tidak diizinkan untuk dia temui untuk terakhir kalinya.

🍒🍒🍒

Tiga hari kemudian anak itu berhasil ditemukan dalam keadaan dehidrasi berat. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Dan setelah sadar anak itu tidak pernah berbicara sedikit pun, bahkan walaupun hanya satu kata. Lelah berusaha untuk mencari tau keluarga anak itu, akhirnya pihak rumah sakit mengirimkannya ke panti asuhan. Dan di sana, dia tetap tidak berbicara sedikit pun. Meskipun melakukan aktivitas seperti biasa, suaranya tidak pernah terdengar.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang