Next-door Neighbor (END)

1.4K 176 46
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Langkah Jisoo mendekati televisi terpaksa harus terhenti lantaran suara bel yang berbunyi terus-menerus. Niat hati ingin bersantai menikmati malam, justru gagal karena sang tamu tampak tak sabaran. Berjalan menuju pintu dengan raut kesal dan siap mengomel, apa daya jika saat pintu dibuka seseorang dengan wajah panik sudah menyambut Jisoo. Kekesalan yang tadi melingkupi seketika sirna digantikan rasa penasaran.

"Ada apa?" tanyanya pada tetangga baru yang tampak ketakutan.

"Biji meletus! Itu memenuhi dapur. Tolong aku!"

Sebelum persetujuan Jisoo jatuh, pria yang terlihat cukup muda tersebut segera menarik tangannya. Untung Jisoo sempat menutup pintu apartemen miliknya sebelum berpindah ke pintu sebelah. Baru saja memasuki area ruang tamu, Jisoo langsung dibuat mengernyit lantaran suara letupan yang cukup keras. Ketika dirinya mencapai tempat kejadian perkara, tampaklah dapur yang hancur dihiasi banyak popcorn berterbangan. Belum semuanya terbang, ada beberapa yang masih tersisa di wajan dan masih meletup tidak jelas.

"Bukankah hal pertama yang harus kau lakukan adalah ini?" ujar Jisoo dengan wajah datar sembari bergerak mematikan kompor.

"Ah, benar! Aku lupa karena sangat gugup," jawab pria itu dengan senyum malu. Sedetik kemudian pria itu berseru panik lantaran letupan tidak langsung berhenti. "Itu masih meletus! Bagaimana ini?"

Jisoo terlihat mencoba bersabar menghadapi pria di depannya. "Siapa yang mengajarimu memasak popcorn tanpa ditutup?"

"Aku sedang mencuci tutupnya karena terkena tetesan bumbu ayam, tetapi semua itu tiba-tiba meledak! Aku takut dan langsung berlari mencari bantuan."

"Ah, begitukah? Aku tidak tahu jika Tuan Taeyong mudah takut," timpal Jisoo disertai senyum palsu. "Lalu untuk apa minyak sebanyak itu?"

Pria itu mengikuti arah pandang Jisoo dan langsung berseru penuh semangat. "Aku akan membuat ayam goreng, tetapi belum jadi karena ada ledakan jagung."

"Sebanyak itu?" Jisoo berkedip tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Ya, karena sepertinya Taeyong menuangkan sebanyak tujuh liter minyak ke dalam wajan berukuran sedang. Itu bahkan nyaris luber.

"Emm, di sini tertulis tuang minyak secukupnya dan aku ingin menggoreng dua bungkus besar. Jadi, bukankah harus sebanyak itu?"

Jawaban polos yang disertai senyum kikuk tersebut berhasil membuat Jisoo kehilangan kata-katanya. Untuk sejenak, keduanya hanya saling menukarkan tatapan beda arti. Sampai suara letupan popcorn terakhir tiba-tiba berbunyi, aksi bungkam keduanya terhenti. Taeyong bahkan langsung bergerak menjauh dengan tatapan ketakutan sebelum melirik Jisoo mencoba memintanya untuk mengatasi letupan tersebut.

Pada akhirnya wanita itu hanya bisa tertawa hambar saking tidak percayanya. "Kau jelas tidak pernah memasak, bukan?"

"Emm, ya ... aku tidak pernah melakukannya. Ini pertama kalinya."

"Begini, Tuan Muda, dengarkan baik-baik." Jisoo menahan rasa gemasnya sembari memasukkan kembali minyak goreng ke dalam wadahnya. "Minyak secukupnya bukan berarti sebanyak ini. Kau juga tidak bisa menggoreng ayam dalam sekali gorengan. Itu hanya akan membuang minyak secara percuma. Apa kau tidak tahu prinsip penghematan?"

"Aku tidak tahu," jawab Taeyong pelan.

"Aku akan memasakkan ini untukmu. Jadi, tolong bersihkan kekacauan yang kau buat."

"Bersihkan ...?"

Jisoo melirik pria itu dengan tajam. "Lalu kau memintaku untuk melakukannya?"

"Tidak, tidak!" Taeyong tampak panik. "D-Dengan apa aku harus membersihkan ini? Emm, tisu ...?"

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang