58. Three Days Mission

2.6K 342 114
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Taeyong terlihat mengetuk jarinya berulang kali di atas surat yang baru saja dirinya terima. Dahinya mengerut samar atas permintaan yang tertuang dalam surat tersebut. Apalagi kalimat pertama yang sangat ditegaskan, darurat dan rahasia. Dilihat saja cukup membuat penasaran. Jika biasanya Taeyong akan mengabaikan hal yang tidak berhubungan dengan negara, tetapi kali ini tidak. Karena presiden sendiri yang turun tangan secara langsung.

"Perintah dari presiden?" gumamnya menatap rintik hujan yang terlihat dari balik jendela. "Bacakan hal yang kau dapat, Jae!"

"Aku akan mengatakan paparan singkatnya," ujar Jaehyun selaku tangan kanan Taeyong. "Namanya Kim Jisoo, usia 26 tahun, atlet panah yang dua minggu lagi akan mewakili Korea untuk perlombaan international. Berita menghilangnya tidak ada yang tahu dan terakhir ditemukan dua hari lalu di depan tempat latihannya."

"Bagaimana dengan CCTV?"

"Rekaman pada waktu kejadian dihapus."

Ketukan tangan Taeyong semakin terdengar konstan. "Jadi, mereka merencanakannya dengan matang?"

"Benar."

"Lantas presiden meminta bantuan pasukan khusus seperti kita?"

"Bisa dikatakan, sekarang dia adalah aset negara. Perlombaan international kali ini sangat penting bagi Korea. Kim Jisoo juga satu-satunya perwakilan negara kita." Sejenak Jaehyun menatap Taeyong ragu. "Belakangan ini juga Kim Jisoo sedang sangat terkenal setelah memenangkan banyak perlombaan. Kali ini jelas penampilannya diperlombaan international sangat dinanti masyarakat. Pemerintah merasa akan kesulitan jika tiba-tiba mereka membatalkan perwakilan dengan dalih sakit. Pasti publik akan berspekulasi karena gadis itu sedang mendapatkan dukungan penuh saat ini."

Taeyong melirik Jaehyun yang sekarang menipiskan bibirnya. Sepertinya pria itu baru sadar jika paparanya sejak tadi tidaklah singkat. Siapa sangka penjelasan tersebut mengalir begitu saja. Seolah Jaehyun ingin mengatakan segala hal yang dia ketahui tanpa dikurangi sedikit pun. Nyaris terdengar seperti pria itu suka mengikuti gosip saat ini. Ya bagaimanapun Jaehyun adalah salah satu penggemar Jisoo. Jelas dirinya tahu banyak hal tentang kondisi wanita itu.

"Tidak ada orang yang dicurigai?"

"Untuk saat ini tidak. Dia termasuk pribadi yang tertutup. Banyak orang mengatakan dia selalu menghabiskan waktunya di tempat pelatihan."

Taeyong mengusap pelipisnya singkat sebelum menegakkan duduknya. "Berikan aku surat ancaman yang diterima menteri olahraga."

Dengan sigap Jaehyun memberikan surat tersebut. Bukan hal yang besar, kecuali nominal tebusan yang mereka minta. Dua puluh miliar yang harus disiapkan dalam lima hari. Lengkap dengan nomor rekening yang tersemat.

"Sudah lacak nomor rekening ini?"

"Sudah. Rekening baru yang terdaftar dengan nama seseorang yang sudah meninggal beberapa minggu yang lalu. Orang itu tidak memiliki sanak keluarga dan tidak ada yang tahu bagaimana bisa identitasnya disalah gunakan."

"Bagaimana dengan riwayat penggunaan?" tanya Taeyong terlihat mulai tidak sabar. Ya karena semuanya terlalu mulus.

"Belum ada, rekening tersebut dibuat di bank dekat kantor polisi satu minggu yang lalu."

"Lalu rekaman CCTV?"

"Dihapus."

"Sebenarnya siapa penculik itu? Apa sehebat itu? Kenapa tidak meminta polisi untuk menyelesaikannya? Kenapa harus meminta pasukan khusus?" decak Taeyong merasa tidak mendapatkan informasi yang membantu.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang