39. Help

6.5K 573 42
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Jisoo?! Tinggalah bersamaku!" Pinta Taeyong tiba-tiba yang membuat seisi ruangan menatap keduanya aneh.

Taeyong itu kalau berbicara memang terkadang suka jarang difilter. Alhasil Jisoo yang terkena imbasnya. Contohnya seperti tadi, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Taeyong berucap seperti itu. Mana di ruangan tempat keduanya bekerja lagi. Jelas mereka menjadi pusat perhatian satu divisi.

"Tolong mulutnya." Desis Jisoo kesal yang tidak memperhatikan wajah muram Taeyong.

"Ya? Malam ini aku akan menjemputmu. Akan kubantu membereskan pakaian, bagaimana?" Pinta Taeyong yang sepertinya sudah kepalang frustasi hingga hampir ke taraf stres.

Jisoo sendiri hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat-rapat menahan marah. Sudah diperingati malah diabaikan. Mungkin jika Taeyong berbicara dengan nada pelan Jisoo bisa menoleransinya. Tetapi ini tidak, pria itu cenderung berbicara lantang karena meja mereka yang letaknya berseberangan.

"Memang kalian memiliki hubungan sampai Taeyong memintamu tinggal bersama?" Bisik Rose teman Jisoo yang duduk tepat di samping gadis itu. Jisoo jelas langsung menggeleng tegas sembari menatap Taeyong tajam yang terlihat masih menunggu jawabannya.

"Lalu?"

"Tidak tahu. Mungkin dia sedang stres atau otaknya sudah hilang separuh." Jawab Jisoo dengan nada kesal yang ketara.

"Mau kemana?" Tanya Rose saat Jisoo tiba-tiba beranjak.

"Memberi pelajaran tentu saja."

"Hey, kalian tidak akan berkelahi bukan?" Was-was Rose.

"Lihat saja nanti." Jawab Jisoo sekenanya sebelum menyeret Taeyong sedikit kasar.

"Apa-apaan tadi, hah?!" Bentak Jisoo langsung saat keduanya sudah berada di tangga darurat. Ya Jisoo membawa Taeyong ke tempat tersebut.

"Baca ini, aku benar-benar gila." Keluh Taeyong sembari memberikan ponselnya pada Jisoo.

"What the-"

"Hell!" Imbuh Taeyong yang malah melanjutkan umpatan Jisoo yang berusaha gadis itu tahan. Alhasil jitakan gratis Taeyong terima di dahi mulusnya.

"Sepertinya kau harus memanggil psikiater untuknya." Ujar Jisoo yang diangguki setuju oleh Taeyong yang sibuk mengusap dahinya.

"Tapi itu tidak akan bekerja. Kau tahu sendiri dia pandai berakting. Ibu saja tidak percaya saat aku mengatakannya."

"Nasibmu buruk sekali memiliki kakak yang menyukaimu." Iba Jisoo sembari menepuk bahu Taeyong sekilas.

"Makanya aku memintamu tinggal bersama. Keluar rumah bukannya aman malah tambah mengerikan."

"Kenapa tidak kembali tinggal di rumah saja?"

"Kau menyuruhku masuk kandang singa?!" Sergah Taeyong mendelik kesal.

"Jika rumah kau sebut kandang singa lalu kau sebut apa apartemen?"

"Kandang harimau. Tidak ada yang lebih baik bukan?"

"Ck, menyebalkan." Decak Jisoo yang dibuat bingung juga oleh kasus sahabat sejak kecilnya itu.

Taeyong memiliki seorang kakak perempuan anak dari ayahnya dengan pernikahan sebelumnya. Intinya ibunya menikah dengan seorang duda beranak satu. Setelah menikah lahirlah Taeyong. Secara otomatis mereka menjadi saudara tiri bukan? Tetapi memiliki ayah yang sama.

Awalnya kehidupan Taeyong tenang-tenang saja seperti orang kebanyakan. Sampai suatu ketika saat di hari ulang tahunnya yang ketujuh belas, dia tidak sengaja melihat tingkah kakaknya yang aneh. Kakaknya itu melabrak Jisoo dan mengancam gadis itu untuk tidak dekat-dekat dengannya.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang